kalimat ini dibacakan dengan intonasi yang tepat, agar terdengar jelas dan ditangkap baik makna dan katanya oleh testee.
Maria berlari dari kejaran kerajaan
Parigi ke Utara mencari buah beri dan ceri sampai matahari tak terlihat lagi.
pada saat membacakan kalimat diatas, ciptakan suasana yang hening dan tenang. setelah 3x pengulangan berikan pertanyaan pada testee seperti berikut : -Question 1-
Siapa yang berlari ?
Kemana Ia berlari ?
Apa yang ia cari ?
Begitu juga dengan soal yang kedua, lakukan persis sama dengan soal kalimat diatas. setelah 3x pengulangan berikan soal seperti Question 2.
Dalam suatu proses kognitif yang
paling menarik adalah cara sebuah pikiran mempengaruhi pikiran yang lain
melalui bahasa.Dalam proses tersebut,
sejumlah sel yang tersusun di otak akan diubah secara permanen, sejumlah
pikiran baru akan dibentuk, dan secara harfiah akan berubah.
Studi mengenai bahasa adalah studi
yang dianggap penting oleh para psikolog kognitif.Perkembangan bahasa mencerminkan abstraksi
yang unik, yang menjadi dasar kognisi manusia.Sekalipun bentuk kehidupan yang lain (Hewan) memiliki cara berkomunikasi
dalam bentuk lain yang rumit, namun manusia memiliki tingkat abstraksiyang lebih besar. Banyak
cara untuk berkomunikasi yang tidak meliputi bahasa, tetapi bahasa merupakan
alat yang sangat kuat untuk mengeluarkan suatu ide, perasaan dan pengetahuan
dari satu orang ke orang yang lain. Bahasa adalah sesuatu yang utama untuk
berkomunikasi dengan orang lain, kita masih sering memilih kemampuan kompleks
untuk diterima selaku benar. Kemungkinan ini karena, sebagai orang dewasa, kita
memiliki sedikit ingatan mengenai proses yang panjang dari kemahiran berbahasa.
Karya paling terkenal dari Al- Farabi, berjudul the Opinions of the Inhabitants of
the Virtuous City (al- Madinah al- Fad˙ilah),
yang akan dijelaskan dalam bab berikutnya.
Adapun keadilan menurut Al- Farabi , seperti
Aristoteles , dibedakan dalam berbagai makna. keadilan ( 'adl ) yang pertama adalah
pemerataan hal-hal umum dan kehormatan , yang terdiri dari keamanan , properti
dan sosial. Pemerataan hal-hal tersebut atau kehormatan seharusnya proporsional
dengan manfaat penerima. Jikalebih atau
cacat, maka berhenti menjadi keadilan dan berubah menjadi kebalikannya atau
injustice. Arti lain dari 'keadilan' , yang terdiri dalam manfaat kebajikan
bagi manusia dalam kaitannya dengan orang lain, tidak peduli apa kebajikan yang
terlibat. Arti keadilan menurut Aristoteles mengacu pada Nicomachean Ethics sebagai makna yang lengkap pada keadilan, atau
fakta bahwa Ia yang memilikinya bisa latihan kebajikannya, tidak hanya untuk
dirinya sendiri, tetapi terhadap tetangganya juga. Sifat dari keadilan itu
sendiri merupakan kebajikan politik, yang mengatur hubungan warga satu sama
lain dan bentuk inti dari Republik Plato , akan dibahas dalam bab berikutnya .
If
stable if … then … , situation – behavior patterns are meaningful reflections
of the personality, they also should be linked to the person’s self-perceptions
about his or her own consistency. The relationship between the stability of the
person-situation profile that characterizes an individual in a particular
domain of behavior and the self-perception of consistency has been closely
examined. The results directly speak to Bem’s classic “Personality paradox”
which, as you saw earlier, has motivated much of the research agenda in studies
at the trait level. As bem pointed out in the 1970s, while our intuitions
convince us that people have broad behavioral dispositions that we believe are
seen in extensive consistency in behaviors across situations, the research
results on cross-situational consistency in their behavior persistently
contradict our intuitions.
Sejarah membuktikan
bahwa perkembangan filsafat di dunia Islam terinspirasi dari pemikiran para
filosof Yunani yang telah mendominasi ranah intelektual manusia jauh sebelum
agama Islam diturunkan. Secara umum, pemikiran para filosof muslim merupakan
sintesa sistematis antara ajaran-ajaran Islam, Aristotelianisme, dan
Neo-Platonisme baik yang berkembang di Athena maupun di Alexandria (Nashr,
1964:411).
Sintesa yang dilakukan
pada dasarnya bertujuan untuk mengharmoniskan hubungan antara filsafat dengan
ajaran Islam. Upaya untuk mengharmoniskan hubungan filsafat dengan
agama diawali oleh al-Kindî. Menurutnya, filsafat adalah pengetahuan yang benar
(knowlwdge of truth) dan agama juga diwahyukan untuk menyampaikan
kebenaran. Oleh karena filsafat dan agama menjadikan kebenaran sebagai tujuan,
maka keduanya tidak mungkin bertentangan antara satu dengan lainnya.
Harmonisasi antara filsafat dan agama selanjutnya diteruskan oleh
al-Farâbî dan Ibn Sînâ. Keduanya cenderung mengikuti aliran
Neo-Platonisme yang banyak diminati pada waktu itu. Pemikiran Neo-Platonisme
yang mewarnai pemikiran kedua filosof ini adalah mengenai teori
emanasi. Filsafat emanasi yang dikembangkan oleh kedua filosof muslim
tersebut memberikan dampak yang cukup luas di kalangan filosof muslim yang
muncul kemudian.
According to Islamic teachings,
the family is the foundation of society. But the family is not limited only to
one’s parents, brothers, and sisters. The Muslim family is a network of
relatives near and far, all of whom have rights and responsibilities in the
family structure.
Respect for Parents and Elders
A Muslim's duties to his or her parents
are secondary only to duties toward Allah, their Lord and Creator. The Prophet
Muhammad onceasked his companions. "Shall I inform you of the biggest of
the majorsins?" He repealed the question three limes, until tin-
people answered. "Yes, please inform us." Then, he said.
"Ascribing partners to Allah, andbeing undutiful to your parents."
Diversity in Allah's creation is not only in colors and languages, but also in
ideas and ways of life. The Qur'an makes clear that Allah intentionally did not
create us all as carbon copies of each other. We have the opportunity to learn
from each other and gain a new perspective, particularly when learning about
people who are different, from ourselves. As the Qur'an proclaims God's words,
"Oh mankind! We created you from a single soul, male and female, and made
you into nations and tribes, so that you may come to know one another. Truly,
the most honored of you in God's sight is the greatest of you in piety. God is
All-Knowing. All Aware" (-19:13).
There are places in time and history when Muslims were known to be the most
tolerant nation on earth. Unfortunately, there are also many examples of
Muslims who have allowed arrogance, pride, and greed to get the better of them.
Islam provides
clear guidance to its followers on how they should conduct themselves in their
daily lives. In his or her interactions with others, a Muslim is to have the
best of manners. The root of the word "Islam" is "peace,"
and Muslims are to be peaceful in word and deed, treat people with kindness and
mercy, and be tolerant and just.
Equality and Tolerance
Islam is known for its teachings about the
equality of all people, regardless of race, ethnicity, or linguistic
background. Muslims regard the diversity of life as a sign of the beauty of
Allah's creation: "And among His Signs is the creation of the heavens and
the earth, and the variations in your languages and your colors. Verily in that
are signs for those who know" (Qur'an 30:22). Many of the first Muslims
were from the lowest classes of society-slaves, women, and orphans—who were
attracted by Muhammad's message of human worth and equality.
The general
conception of the body that underpins
most health psychology research derives from assumptions that underlie
psychology as a quasi-science. However, when applied to questions of
illness, these assumptions are worked through in a special way.
As well as sharing certain basic premises of the parent discipline,
health psychology takes as its questions problems defined by medicine,
including a particular attitude to the bodies of its clients.
As a result,
health psychology journals are filled with articles that deal
with how patients cope with, recover
from, are liable to, or in some way think, talk or act in relation to
their having a particular diagnostic label attached to them.
Teori Belajar Behavioristik dan Teori Belajar
Kognitif
Salah
satu teori belajar, yang merupakan teori awal tentang belajar
adalah Teori behaviorisme yaitu teori belajar yang lebih menekankan
pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif
yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan
akan membentuk perilaku mereka. Ada 3 jenis belajar menurut teori
behaviorisme
yaitu (1) Respondent Conditioning, (2) Operant Conditioning dan (3)
Observational Learning atau social cognitive Learning.
Teori
kognitif mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya
menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau
cognition
dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas
mengetahui,
memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (Lefrancois,
1985). Proses kognitif telah menjadi penting di bidang penelitian
psikologi,
seperti psikologi perkembangan dan penelitian tetntang motivasi. Salah
satu faktornya ialah terbatasnya penjelasan mengenai aktivitas manusia
yang diberikan oleh behaviorisme.
Piaget
mengemukakan bahwa Inteligensi adalah ciri bawaan yang dinamis.
Sebab tindakan yang cerdas akan berubah saat organisme itu makin matang
secara biologis dan mendapat pengalaman. Inteligensi adalah bagian
integral
dari setiap organisme karena setiap organisme yang hidup selalu mencari
kondisi yang kondusif untuk keberlangsungan hidup. Bagaimana kecerdasan
memanifestasikan dirinya pada waktu tertentu akan selalu bervariasi
sesuai kondisi yang ada. Teori Piaget sering disebut sebagai Epistemology Genetic, karena teori
ini mendasari pada hereditas
atau genetic yang dibawa oleh orang tua. Istilah genetik yang dimaksud
mengacu pada pertumbuhan developmental warisan biologi.
Piaget
memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari
fungsi intelektual dari pemikiran yang konkret menuju pemikiran yang
abstrak. Piaget meneliti perkembangan intelektual berdasarkan struktur
yang terbentuk didalam individu akibat interaksinya dengan lingkungan.
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan
cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi Inteligensi sebenarnya bukan
persoalan
kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh. Akan
tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan
inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh
lainnya. Karena otak merupakan “Menara Pengontrol” hampir seluruh
aktivitas manusia.
Teori-teori
belajar bermunculan seiring dengan perkembangan teori
psikologi. Salah satu diantara teori belajar yang terkenal adalah teori
belajar behaviorisme dengan tokohnya Ivan Petrovich Pavlov, William
McDogall, B.F. Skinner, Thorndike, John Broadus Watson. Dikatakan bahwa,
teori-teori belajar hasil eksperimen mereka secara prinsipal bersifat
behavioristik dalam arti lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah
yang nyata dan dapat diukur.
Namun
seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan,
teori tersebut mempunyai beberapa kelemahan, yang menuntut adanya
pemikiran
teori belajar yang baru. Dikatakan bahwa, teori-teori behaviorisme itu
bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon,
sehingga
terkesan seperti kinerja mesin atau robot, padahal setiap manusia
memiliki
kemampuan mengarahkan diri (Self-direction)
dan pengendalian diri (Self control)
yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa
menolak respon jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau
berlawanan dengan kata hati, dan proses belajar manusia yang
dianalogikan
dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya
perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan. Hal ini
dapat diidentifikasi sebagai kelemahan Teori Behaviorisme.
Menurut KBBI,
emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau
keadaan fisiologis dan psikologis, seperti senang, sedih, dll.
Emosi berasal dari
bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini
menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan
reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu, sebagai contoh
emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara
fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku
menangis.
Nama
lengkap Kohlberg adalah Lawrence Kohlberg, ia dilahirkan di Bronxville, New
York, Amerika Serikat, 25 Oktober 1927 dan meninggal pada 19 Januari 1987 dalam
usia 59 tahun. Ia menjabat sebagai profesor di Universitas Chicago serta
Universitas Harvard. Ia terkenal karena karyanya dalam pendidikan, penalaran,
dan perkembangan moral. Kohlberg merupakan pengikut teori perkembangan kognitif
Jean Piaget, karya Kohlberg.
Kohlberg
dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya.Ia menjalani pendidikan di Akademi
Phillips, sebuah SMA swasta yang terkenal di New York. Pada Perang Dunia II,
setelah menyelesaikan pendidikan SMA-nya, ia mendaftar sebagai ahli mesin di
sebuah kapal perang. Di kapal itu, ia dan teman-temannya sekapal memutuskan
untuk membantu orang-orang Yahudi yang berusaha melarikan diri dari Eropa ke
Palestina.
Menurut
Kamus Lengkap Psikologi yang ditulis oleh J.P Chaplin, Moral ialah ciri khas
seseorang atau sekelompok orang dengan perilaku pantas dan baik.Menyinggung
akhlak, moril, tingkah laku yang susila. Menyangkut juga didalamnya hukum atau
adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.Sedangkan moril ialah suatu sikap
yang ditandai secara khusus oleh adanya kepercayaan diri, motivasi yang kuat
untuk meneruskan suatu usaha, kegembiraan dan organisasi yang baik.Manusia yang
tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah hal mutlak
yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral
secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral
dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral
jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia.apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Dalam referensi yang lain menyebutkan, Moral adalah produk dari
budaya dan Agama.
Pengertian Perkembangan Moral
Sebelum kita membahas lebih jauh
mengenai pengertian dari perkembangan moral akan lebih baik kita terlebih
dahulu memahami satu persatu suku katanya, kata pertama yaitu mengenai
perkembangan dan kata kedua yaitu moral, agar pemahaman kita mengenai
pengertian perkembangan moral bisa lebih optimal.
Pengertian perkembangan
secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang
dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang
baru (Reni Akbar Hawadi : 2001). Helden (1977) dan Richards (1971)
berpendapat moral adalah suatu kepekaan dalam pikiran, perasaan, dan tindakan
dibandingkan dengan tindakan-tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan
terhadap prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Pengertian perkembangan moral telah
kita ketahui arti dari kedua suku katanya yaitu perkembangan dan moral. Maka
selanjutnya kita mulai memahami arti dari gabungan dua kata tersebut
“Perkembangan Moral” Santrock (1995) Perkembangan moral adalah perkembangan
yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Perkembangan moral
adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan
dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam
kelompok sosial.
Dalam
buku yang lain, Perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan
perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Perkembangan moral memiliki
dimensi intrapersonal, yang mengatur aktivitas seseorang ketika ia tidak
terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur
interaksi sosial dan penyelesaian konflik (Gibbs, 2003; Power, 2004; Walker
& Pitts, 1998) . Tahapan perkembangan moral Lawrence Kohlberg dibuat
setelah terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya akan reaksi
anak-anak terhadap dilema moral yang disebut tahapan-tahapan perkembangan moral
dari Kohlberg.
Saat kita berkonsentrasi kemudian ada gangguan seperti suara bising
ataupun suara yang mengganggu konsentrasi kita maka konsentrasi kita akan kacau
dan menjadi panik. Emosi terbagi menjadi dua yaitu emosi positif dan emosi
negatif.
Game flappy bird memancing emosi seseorang, membuat kesal karena
banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan game ini. Bagi yang belum mahir
memainkan game ini maka emosi yang keluar dari seseorang adalah emosi negatif
seperti kesal, lain halnya dengan seseorang yang sudah mahir memainkan game ini, merasa mudah,
mendapatkan skor tinggi, dan emosi yang keluar adalah emosi positif seperti
senang dan menikmati game ini. Game flappy
bird membutuhkan konsentrasi yang tinggi, menstabilkan si burung agar tidak
jatuh dan tidak menabrak pipa. Saat diberi gangguan berupa musik rock yang
keras, seseorang yang tidak menyukai musik rock ataupun tidak bisa
menyelesaikan game apabila diberi gangguan, maka konsentrasi dan stabilitas
emosinya akan terganggu, akibatnya ia merasa semakin kesal dan emosi. Lain
halnya dengan seseorang yang menyukai musik rock ataupun mahir bermain game ini
maka konsentrasi dan stabilitas emosinya tidak terganggu
Analisis Jurnal
Judul:
Pleasure To Play, Arousal To Stay: The Efeect of Player Emotions on Digital
Game Preferences and Playing Time
Ditulis
Oleh: Karolien Poels, Ph.D, Wouter van den Hoogen, Ph.D, Wijnand Ijsselsteijn,
Ph.D, dan Yvonne de Kort, Ph.D
Lidah
merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia yang mempunyai
peran penting dalam kehidupan dalam sistem penginderaan manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia akan merasakan berbagai macam rasa dalam indera
pengecapannya. Seperti rasa manis, pahit, asam asin dan lain sebagainya.
Indera pengecapan memiliki fungsi untuk merasakan
benda yang akan masuk ke tubuh melalui mulut. Hal ini berfungsi untuk memilah
benda apa yang boleh masuk ke tubuh kita dan mana yang tidak. Karena rasa dalam
suatu benda bisa jadi dibutuhkan oleh tubuh manusia atau justru berbahaya.
Seperti rasa manis yang dibutuhkan tubuh manusia karena rasa manis mengandung
bahan yang dibutuhkan tubuh.
Jurnal pendukung : Peningkatan Ambang Persepsi
dan Ambang Identifikasi Pengecapan Akibat Minuman Dingin Rasa Manis
Ditulis oleh : Vinna K. Sugiaman
Instansi : Program Studi Kedokteran
Gigi, Universitas Kristen Maranatha,
Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65
Bandung 40164 Indonesia
Website
: scholar.google.com
Abstrak
Suhu
minuman dapat mempengaruhi fungsi pengecapan, yaitu berkurangnya ketajaman mendeteksi
rasa manis. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel sejumlah
50 naracoba yang berusia antara 18-25
tahun dengan jenis kelamin pria dan wanita. Bahan yang digunakan adalah larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,0006 M sampai 0,06 M.