Minggu, 17 Juli 2011

..Kereta Penantian..

 
tak adakah lagi bagiku..
tak akan pernah adalagi satu kesempatan untuk mengenangmu dalam sanubariku ..
seindah senyuman pelangi saat hujan mulai mereda..
saat mentari mulai bersinar di penghujung fajar..
dapatkah ak berpendar bersamamu dalam temaram rembulan di malam hari sampai fajar kembali menjemputku..
...sungguh ak tak ingin kau terluka..
ak memang tak pernah pantas untuk bersamamu..
teruslah kau lanjutkan perjalanan ini..
hingga kau temukan dermaga kebahagiaan dalam keheninganmu yang pernah membawaku larut.. merajut bersama mimpi..
kini biarlah asa melenyapkan setiap detik yang pernah kita lalui bersama dalam suka dan duka..
menghanyutkan sejuta kenangan yang terajut dalam detik-detik kebersamaan kita..
meleburkan seribu asa dalam keheningan malam..
mencabik jutaan keping hati dalam pelarianku bersama pelangi bernama CINTA..
berkali-kali menjatuhkanku dalam jurang berkidung RINDU..
mempertahankan, menjadi tak pernah berarti lagi dengan kemudimu..
sungguh ak rela menanggung sakit ini, untuk bahagiamu..

telah berakhirkah penantianku..?
jangan pernah kau jawab sudah..
karena penantian ini tak akan pernah berakhir..
menduduki kereta kuda yang berjalan perlahan..
dengan pelana yang tak pernah usai..
ujung perjalanan yang tak pernah berkesudahan..

..Tell Me One More Time..

Yaa Rabbi ..
Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta.
berfikir sebelum bertindak. santun dalam berbicara.
tenang ketika gundah. diam ketika emosi melanda.
dan bersabar ... dalam setiap ujian.

setitik dari segores tulisan ku ini. pada secarik kertas telah ak tuangkan luapan emosi yang mengunci diriku dalam kebisuan.Mengoyakkan keheningan dalam kesunyian malam. Ak berusaha mati-matian untuk membunuh perasaanku sendiri. Sakit ku menahan ribuan palu yang menghujani serpihan hatiku.Rasa yang tak pernah ak duga datang dan perginya.Sesuatu yang tak pernah terpikir di benakku bahwa saat dia pergi ninggalin ak.Dirimu datang mengisi hatiku.
Ku pikir ak bisa bersamamu, tapi ternyata pikiranku menipuku.
Ku pikir ak bisa memilikimu, tapi ternyata pikiranku menipuku.

Belajar, membiasakan diri menganggapmu tak pernah ada.
Bukan maksudku untuk melupakanmu, ak hanya ingin melihatmu bahagia.
Ak ingin meyakinkan dirimu bahwa ak juga bahagia meski tanpa dirimu.

Tell me one more time ..
Why your heart can’t be mine
Looking to my eyes and said that love has gone
And I will be mad enough to walk away
Tell me one more time ..
Why your dreams can’t be mine
Cause,
I want believe its true untill I hear it from you

Dirimu . . .
adalah tetesan embun pagi, sang hati penenang pilu.. pohon rindang yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan.. menyejukkan dan meneduhkan. Bersamamu adalah hembusan nafas semilir angin subuh yang menghiasi hidupku.

Dirimu . . .
Sosok yang begitu memuliakan IBU, mencintaimu layaknya menohokku dengan sembilu pilu. Karena ak yang tak pernah akur dengan sosok bermata tajam, IBU. Ideologi yang berpendar dalam kesunyianmu sangat menggebu-gebu. Menjunjung tinggi nilai ke Esaan Tuhan. “Katakanlah bahwa Tuhanmu itu adalah Satu”

Pemerintah..
Ya kita memang hidup di negeri yang sangat lucu. Pahlawan devisa yang tak pernah mendapat hak istimewa. Sedangkan para pencuri yang bersembunyi dibalik jeruji kemegahan Istana tangguk pemerintah, di berkati dengan limpahan kemewahan. Tak pernah kurang suatu apapun tampak pada diri para koruptor penghancur negara. Melihat kekonyolan itu. Ak merasakan gemeletuk gigi-gigi mu yang mengeram gemas pada kekonyolan pemerintah kita.

Dirimu . . .
Selalu ingin tahu, meski pemalu, dan haus ilmu. Selalu rendah hati dan mengagumkan. Kreatif. Setiap pilihan katanya adalah keindahan. Layaknya keanggunan Bumi Pertiwi. Dirimu yang selalu belajar memahami, meski tertatih. Belajar, belajar dan belajar. Dirimu itu . . . lucu, manja, dan menggemaskan. Seperti cicak yang memperebutkan jengkol saat jengkol-jengkol bercengkerama.

Dirimu . . .
Menjadi oksigen saat aku membutuhkan. Yang meniupkan angin semangat untuk memacu semangat hidupku.. dirimu yang sangat membenci kata MATI. Meski itu hanya keluar dari ocehan mulut mungil bocah-bocah (baca: bercanda). Karena dengan itu ketabahannya kehilangan ayah membuatnya rapuh dan kian kuat. Seiring berjalannya kata, bernama waktu. Semangatnya terus menggebu dalam gemuruh dadanya. Semangatnya menjadi pompa api dalam diriku. Kebijaksanaanya dalam menghargai masalah.

"Hidup tak selalu berjalan mulus
kadang kita batuh batu kerikil supaya kita berhati-hati
kita butuh persimpangan supaya kita dapat memilih
kita butuh petunjuk jalan supaya kita tidak salah jalan
dan memiliki harapan masa depan
kita butuh MASALAH supaya kita punya kekuatan dalam diri
kita butuh air mata supaya kita belajar menghargai orang lain
kita butuh senyum supaya kita mengerti bahwa kita punya cinta dan kasih sayang
dan kita butuh orang lain supaya kita sadar bahwa kita tidak sendiri."

Mengenalmu adalah anugerah terindah dalam hidupku.

Kuatkan ak, untuk bisa menjalani hari-hariku tanpamu.
Doakan ak, untuk bisa melepasmu dengan ikhlas.
Bahwa disini sesungguhnya ak menyayangimu.
Sudah aku coba melupakan namamu dari hatiku.
Sebenarnya aku tidak membohongi bahwa aku masih mencintaimu.
Jika kau bahagia dengan keputusanmu.
Aku rela.Hanya satu yang jadi keinginanku.
Aku ingin bertemu. Walau waktu hanya sekejap menjadi obat rinduku dalam dada..