Selasa, 22 Desember 2015

Contoh Lampiran Eksperimen Bahasa

kalimat ini dibacakan dengan intonasi yang tepat, agar terdengar jelas dan ditangkap baik makna dan katanya oleh testee.

Maria berlari dari kejaran kerajaan Parigi ke Utara mencari buah beri dan ceri sampai matahari tak terlihat lagi.

pada saat membacakan kalimat diatas, ciptakan suasana yang hening dan tenang. setelah 3x pengulangan berikan pertanyaan pada testee seperti berikut :
 
-Question 1-
Siapa yang berlari ?
Kemana Ia berlari ?
Apa yang ia cari ?

Begitu juga dengan soal yang kedua, lakukan persis sama dengan soal kalimat diatas. setelah 3x pengulangan berikan soal seperti Question 2.

Semut di dapur

Jeli diatas meja

Jeli tersebut manis

Semut memakan jeli

-Question 2-
Siapa yang manis ?
Apa yang diatas meja ?
Meja ada dimana ?

Language Experiment - Psychology Cognitive



Dalam suatu proses kognitif yang paling menarik adalah cara sebuah pikiran mempengaruhi pikiran yang lain melalui bahasa.  Dalam proses tersebut, sejumlah sel yang tersusun di otak akan diubah secara permanen, sejumlah pikiran baru akan dibentuk, dan secara harfiah akan berubah.
Studi mengenai bahasa adalah studi yang dianggap penting oleh para psikolog kognitif.  Perkembangan bahasa mencerminkan abstraksi yang unik, yang menjadi dasar kognisi manusia.  Sekalipun bentuk kehidupan yang lain (Hewan) memiliki cara berkomunikasi dalam bentuk lain yang rumit, namun manusia memiliki tingkat abstraksi  yang lebih besar. Banyak cara untuk berkomunikasi yang tidak meliputi bahasa, tetapi bahasa merupakan alat yang sangat kuat untuk mengeluarkan suatu ide, perasaan dan pengetahuan dari satu orang ke orang yang lain. Bahasa adalah sesuatu yang utama untuk berkomunikasi dengan orang lain, kita masih sering memilih kemampuan kompleks untuk diterima selaku benar. Kemungkinan ini karena, sebagai orang dewasa, kita memiliki sedikit ingatan mengenai proses yang panjang dari kemahiran berbahasa.

Al-Farabi Founder Of Islamic Neoplatonism His Life, Works and Influence



Nama             : Khoirotul Awwaliyah
NIM                 : 108070000165
Semester         : 3D
Hal                   : 100-104
e-Book             : *)lupa, tapi nanti saya cantumkan

Karya paling terkenal dari Al- Farabi, berjudul the Opinions of the Inhabitants of the Virtuous City (al- Madinah al- Fad˙ilah), yang akan dijelaskan dalam bab berikutnya.

Adapun keadilan menurut Al- Farabi , seperti Aristoteles , dibedakan dalam berbagai makna. keadilan ( 'adl ) yang pertama adalah pemerataan hal-hal umum dan kehormatan , yang terdiri dari keamanan , properti dan sosial. Pemerataan hal-hal tersebut atau kehormatan seharusnya proporsional dengan manfaat penerima. Jika  lebih atau cacat, maka berhenti menjadi keadilan dan berubah menjadi kebalikannya atau injustice. Arti lain dari 'keadilan' , yang terdiri dalam manfaat kebajikan bagi manusia dalam kaitannya dengan orang lain, tidak peduli apa kebajikan yang terlibat. Arti keadilan menurut Aristoteles mengacu pada Nicomachean Ethics sebagai makna yang lengkap pada keadilan, atau fakta bahwa Ia yang memilikinya bisa latihan kebajikannya, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi terhadap tetangganya juga. Sifat dari keadilan itu sendiri merupakan kebajikan politik, yang mengatur hubungan warga satu sama lain dan bentuk inti dari Republik Plato , akan dibahas dalam bab berikutnya .

Resolution of the personality paradox



If stable if … then … , situation – behavior patterns are meaningful reflections of the personality, they also should be linked to the person’s self-perceptions about his or her own consistency. The relationship between the stability of the person-situation profile that characterizes an individual in a particular domain of behavior and the self-perception of consistency has been closely examined. The results directly speak to Bem’s classic “Personality paradox” which, as you saw earlier, has motivated much of the research agenda in studies at the trait level. As bem pointed out in the 1970s, while our intuitions convince us that people have broad behavioral dispositions that we believe are seen in extensive consistency in behaviors across situations, the research results on cross-situational consistency in their behavior persistently contradict our intuitions.

Filsafat Illuminasi Suhrawardi



   Sejarah membuktikan bahwa perkembangan filsafat di dunia Islam terinspirasi dari pemikiran para filosof Yunani yang telah mendominasi ranah intelektual manusia jauh sebelum agama Islam diturunkan. Secara umum, pemikiran para filosof muslim merupakan sintesa sistematis antara ajaran-ajaran Islam, Aristotelianisme, dan Neo-Platonisme baik yang berkembang di Athena maupun di Alexandria (Nashr, 1964:411).
Sintesa yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mengharmoniskan hubungan antara filsafat dengan ajaran Islam.   Upaya untuk mengharmoniskan hubungan filsafat dengan agama diawali oleh al-Kindî. Menurutnya, filsafat adalah pengetahuan yang benar (knowlwdge of truth) dan agama juga diwahyukan untuk menyampaikan kebenaran. Oleh karena filsafat dan agama menjadikan kebenaran sebagai tujuan, maka keduanya tidak mungkin bertentangan antara satu dengan lainnya. Harmonisasi antara filsafat dan agama selanjutnya diteruskan oleh al-Farâbî  dan Ibn Sînâ. Keduanya cenderung mengikuti aliran Neo-Platonisme yang banyak diminati pada waktu itu. Pemikiran Neo-Platonisme yang mewarnai pemikiran kedua filosof ini adalah mengenai teori emanasi. Filsafat emanasi yang dikembangkan oleh kedua filosof muslim tersebut memberikan dampak yang cukup luas di kalangan filosof muslim yang muncul kemudian.

The Extended Muslim Family



According to Islamic teachings, the family is the foundation of society. But the family is not limited only to one’s parents, brothers, and sisters. The Muslim family is a network of relatives near and far, all of whom have rights and responsibilities in the family structure.

Respect for Parents and Elders
A Muslim's duties to his or her parents are secondary only to duties toward Allah, their Lord and Creator. The Prophet Muhammad once asked his companions. "Shall I inform you of the biggest of the major sins?" He repealed the question three limes, until tin- people answered. "Yes, please inform us." Then, he said. "Ascribing partners to Allah, and being undutiful to your parents."

Tolerance of Diversity



            Diversity in Allah's creation is not only in colors and languages, but also in ideas and ways of life. The Qur'an makes clear that Allah intentionally did not create us all as carbon copies of each other. We have the opportunity to learn from each other and gain a new perspective, particularly when learning about people who are different, from ourselves. As the Qur'an proclaims God's words, "Oh mankind! We created you from a single soul, male and female, and made you into nations and tribes, so that you may come to know one another. Truly, the most honored of you in God's sight is the greatest of you in piety. God is All-Knowing. All Aware" (-19:13).
            There are places in time and history when Muslims were known to be the most tolerant nation on earth. Unfortunately, there are also many examples of Muslims who have allowed arrogance, pride, and greed to get the better of them.

Islamic Manners and Morals

Islam provides clear guidance to its fol­lowers on how they should conduct themselves in their daily lives. In his or her interactions with others, a Muslim is to have the best of manners. The root of the word "Islam" is "peace," and Muslims are to be peaceful in word and deed, treat people with kindness and mercy, and be tolerant and just.
 
Equality and Tolerance
Islam is known for its teachings about the equality of all people, regardless of race, ethnicity, or linguistic background. Muslims regard the diversity of life as a sign of the beauty of Allah's creation: "And among His Signs is the creation of the heavens and the earth, and the variations in your languages and your colors. Verily in that are signs for those who know" (Qur'an 30:22). Many of the first Muslims were from the lowest classes of society-slaves, women, and orphans—who were attracted by Muhammad's message of human worth and equality.
 

Rabu, 28 Oktober 2015

HEALTH PSYCHOLOGY, EMBODIMENT AND THE QUESTION OF VULNERABILITY

The general conception of the body that underpins most health psychology research derives from assumptions that underlie psychology as a quasi-science. However, when applied to questions of illness, these assumptions are worked through in a special way.  As well as sharing certain basic premises of the parent discipline, health psychology takes as its questions problems defined by medicine, including a particular attitude to the bodies of its clients.
As a result, health psychology journals are filled with articles that deal with how patients cope with, recover from, are liable to, or in some way think, talk or act in relation to their having a particular diagnostic label attached to them.

PERBANDINGAN TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Teori Belajar Behavioristik dan Teori Belajar Kognitif

Salah satu teori belajar, yang merupakan teori awal tentang belajar adalah Teori behaviorisme yaitu teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Ada 3 jenis belajar menurut teori behaviorisme yaitu (1) Respondent Conditioning, (2) Operant Conditioning dan (3) Observational Learning atau social cognitive Learning.
Teori kognitif mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (Lefrancois, 1985). Proses kognitif telah menjadi penting di bidang penelitian psikologi, seperti psikologi perkembangan dan penelitian tetntang motivasi. Salah satu faktornya ialah terbatasnya penjelasan mengenai aktivitas manusia yang diberikan oleh behaviorisme.

Learning Concept Psychology Cognitive Theory JEAN PIAGET & JEROME BRUNER


Piaget mengemukakan bahwa Inteligensi adalah ciri bawaan yang dinamis. Sebab tindakan yang cerdas akan berubah saat organisme itu makin matang secara biologis dan mendapat pengalaman. Inteligensi adalah bagian integral dari setiap organisme karena setiap organisme yang hidup selalu mencari kondisi yang kondusif untuk keberlangsungan hidup. Bagaimana kecerdasan memanifestasikan dirinya pada waktu tertentu akan selalu bervariasi sesuai kondisi yang ada. Teori Piaget sering disebut sebagai Epistemology Genetic, karena teori ini mendasari pada hereditas atau genetic yang dibawa oleh orang tua. Istilah genetik yang dimaksud mengacu pada pertumbuhan developmental warisan biologi.
Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari pemikiran yang konkret menuju pemikiran yang abstrak. Piaget meneliti perkembangan intelektual berdasarkan struktur yang terbentuk didalam individu akibat interaksinya dengan lingkungan. Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi Inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya. Karena otak merupakan “Menara Pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.

Learning Cognitive Theory


Teori-teori belajar bermunculan seiring dengan perkembangan teori psikologi. Salah satu diantara teori belajar yang terkenal adalah teori belajar behaviorisme dengan tokohnya Ivan Petrovich Pavlov, William McDogall, B.F. Skinner, Thorndike, John Broadus Watson. Dikatakan bahwa, teori-teori belajar hasil eksperimen mereka secara prinsipal bersifat behavioristik dalam arti lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur.
Namun seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, teori tersebut mempunyai beberapa kelemahan, yang menuntut adanya pemikiran teori belajar yang baru. Dikatakan bahwa, teori-teori behaviorisme itu bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot, padahal setiap manusia memiliki kemampuan mengarahkan diri (Self-direction) dan pengendalian diri (Self control) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak respon jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan dengan kata hati, dan proses belajar manusia yang dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan. Hal ini dapat diidentifikasi sebagai kelemahan Teori Behaviorisme.

Emotion with Perspective Psychology


Menurut KBBI, emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan fisiologis dan psikologis, seperti senang, sedih, dll.
Emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan  psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu, sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Kamis, 08 Oktober 2015

TEORI PERKEMBANGAN MORAL DAN PENALARAN MORAL “LAWRENCE KOHLBERG”


1.  Biografi Kohlberg
Nama lengkap Kohlberg adalah Lawrence Kohlberg, ia dilahirkan di Bronxville, New York, Amerika Serikat, 25 Oktober 1927 dan meninggal pada 19 Januari 1987 dalam usia 59 tahun. Ia menjabat sebagai profesor di Universitas Chicago serta Universitas Harvard. Ia terkenal karena karyanya dalam pendidikan, penalaran, dan perkembangan moral. Kohlberg merupakan pengikut teori perkembangan kognitif Jean Piaget, karya Kohlberg.
Kohlberg dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya.Ia menjalani pendidikan di Akademi Phillips, sebuah SMA swasta yang terkenal di New York. Pada Perang Dunia II, setelah menyelesaikan pendidikan SMA-nya, ia mendaftar sebagai ahli mesin di sebuah kapal perang. Di kapal itu, ia dan teman-temannya sekapal memutuskan untuk membantu orang-orang Yahudi yang berusaha melarikan diri dari Eropa ke Palestina.

Moral, moril, dan manusia


Pengertian Moral menurut Para Ahli
Menurut Kamus Lengkap Psikologi yang ditulis oleh J.P Chaplin, Moral ialah ciri khas seseorang atau sekelompok orang dengan perilaku pantas dan baik.Menyinggung akhlak, moril, tingkah laku yang susila. Menyangkut juga didalamnya hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.Sedangkan moril ialah suatu sikap yang ditandai secara khusus oleh adanya kepercayaan diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan suatu usaha, kegembiraan dan organisasi yang baik.Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Dalam referensi yang lain menyebutkan, Moral adalah produk dari budaya dan Agama.

Pengertian Perkembangan Moral
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai pengertian dari perkembangan moral akan lebih baik kita terlebih dahulu memahami satu persatu suku katanya, kata pertama yaitu mengenai perkembangan dan kata kedua yaitu moral, agar pemahaman kita mengenai pengertian perkembangan moral bisa lebih optimal.
Pengertian perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru (Reni Akbar Hawadi : 2001). Helden (1977) dan Richards (1971)  berpendapat moral adalah suatu kepekaan dalam pikiran, perasaan, dan tindakan dibandingkan dengan tindakan-tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan terhadap prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Pengertian perkembangan moral telah kita ketahui arti dari kedua suku katanya yaitu perkembangan dan moral. Maka selanjutnya kita mulai memahami arti dari gabungan dua kata tersebut “Perkembangan Moral” Santrock (1995) Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial.
Dalam buku yang lain, Perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal, yang mengatur aktivitas seseorang ketika ia tidak terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyelesaian konflik (Gibbs, 2003; Power, 2004; Walker & Pitts, 1998) . Tahapan perkembangan moral Lawrence Kohlberg dibuat setelah terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya akan reaksi anak-anak terhadap dilema moral yang disebut tahapan-tahapan perkembangan moral dari Kohlberg.

Pengaruh Musik Dalam Kestabilan Emosi Bermain Game Flappy Bird

                Saat kita berkonsentrasi kemudian ada gangguan seperti suara bising ataupun suara yang mengganggu konsentrasi kita maka konsentrasi kita akan kacau dan menjadi panik. Emosi terbagi menjadi dua yaitu emosi positif dan emosi negatif. 
               Game flappy bird memancing emosi seseorang, membuat kesal karena banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan game ini. Bagi yang belum mahir memainkan game ini maka emosi yang keluar dari seseorang adalah emosi negatif seperti kesal, lain halnya dengan seseorang yang sudah  mahir memainkan game ini, merasa mudah, mendapatkan skor tinggi, dan emosi yang keluar adalah emosi positif seperti senang dan menikmati game ini. Game flappy bird membutuhkan konsentrasi yang tinggi, menstabilkan si burung agar tidak jatuh dan tidak menabrak pipa. Saat diberi gangguan berupa musik rock yang keras, seseorang yang tidak menyukai musik rock ataupun tidak bisa menyelesaikan game apabila diberi gangguan, maka konsentrasi dan stabilitas emosinya akan terganggu, akibatnya ia merasa semakin kesal dan emosi. Lain halnya dengan seseorang yang menyukai musik rock ataupun mahir bermain game ini maka konsentrasi dan stabilitas emosinya tidak terganggu 

Analisis Jurnal
Judul: Pleasure To Play, Arousal To Stay: The Efeect of Player Emotions on Digital Game Preferences and Playing Time
Ditulis Oleh: Karolien Poels, Ph.D, Wouter van den Hoogen, Ph.D, Wijnand Ijsselsteijn, Ph.D, dan Yvonne de Kort, Ph.D

SENSITIFITAS GUSTATORY ANTARA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF


Lidah merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia yang mempunyai peran penting dalam kehidupan dalam sistem penginderaan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan merasakan berbagai macam rasa dalam indera pengecapannya. Seperti rasa manis, pahit, asam asin dan lain sebagainya.
 Indera pengecapan memiliki fungsi untuk merasakan benda yang akan masuk ke tubuh melalui mulut. Hal ini berfungsi untuk memilah benda apa yang boleh masuk ke tubuh kita dan mana yang tidak. Karena rasa dalam suatu benda bisa jadi dibutuhkan oleh tubuh manusia atau justru berbahaya. Seperti rasa manis yang dibutuhkan tubuh manusia karena rasa manis mengandung bahan yang dibutuhkan tubuh.

[Review Article Journal] Memahami proses Persepsi Indera Pengecapan melalui eksperimen


ANALISA
Jurnal Pendukung
Jurnal pendukung : Peningkatan Ambang Persepsi dan Ambang Identifikasi Pengecapan Akibat Minuman Dingin Rasa Manis
Ditulis oleh            : Vinna K. Sugiaman
Instansi                  : Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha,
 Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
Website                  : scholar.google.com

Abstrak
Suhu minuman dapat mempengaruhi fungsi pengecapan, yaitu berkurangnya ketajaman mendeteksi rasa manis. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel sejumlah 50  naracoba yang berusia antara 18-25 tahun dengan jenis kelamin pria dan wanita. Bahan yang digunakan adalah larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,0006 M sampai 0,06 M.