Rabu, 28 Oktober 2015

Emotion with Perspective Psychology


Menurut KBBI, emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan fisiologis dan psikologis, seperti senang, sedih, dll.
Emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan  psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu, sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Kleinginna & Kleinginna (dalam DR. Nyayu Khodijah) mencatat ada 92 definisi yang berbeda tentang emosi, namun disepakati bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat.
Istilah emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Lanjutnya ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.
Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
Menurut teori James-Lange (James,1884), pembangkitan aksi autonom dan otot-otot rangka muncul terlebih dahulu, sedangkan emosi yang kita alami hanya merupakan label yang kita berikan untuk respons yang kita berikan.


lari menjauh,detak jantung meningkat,dan sebagainya.
 

Situasi yang menakutkan
 
Teori James-Lange                                                                                       

Ketakutan
 
                                                             


                                                                                                                  

Pada laporan penelitian selanjutnya, William James (1894) menegaskan posisinya. Emosi memiliki 3 komponen, yaitu; kognisi,tindakan, dan perasaan. Aspek kognitif muncul terlebih dahulu. Anda menilai sesuatu baik atau buruk,menakutkan atau mengganggu, dan proses tersebut sering kali berlangsung dengan sangat cepatnya. Penilaian anda tentang sesuatu akan menimbulkan tindakan, seperti lari menjauh,menyerang,atau hanya diam terpaku dengan jantung berdegup kencang. Ketika William James mengatakan bahwa pembangkitan dan tindakan menghasilkan emosi, maka yang James maksud dengan tindakan disini adalah aspek perasaan dari sebuah emosi.
Berdasarkan teori James-Lange,perasaan emosional dihasilkan oleh tindakan tubuh kita. Untuk membuktikannya peneliti melakukan eksperimen dengan instruksi gigitlah sebuah pulpen dengan gigi atau tahan dengan bibir. Kemudian, lihatlah strip-strip komik yang ada disurat kabar. Sebagian besar individu menilai komik lebih lucu ketika mereka menggigit pulpen sehingga membuat mereka tersenyum, dibanding ketika mereka menahan pulpen dengan bibir-sehingga mereka tidak dapat tersenyum. (Strack, Martin, & Stepper, 1998). Artinya,sensasi senyum meningkatkan kesenangan,walaupun hanya sedikit.
Secara keseluruhan, hasil-hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa persepsi kita mengenai tindakantubuh berkonstibusi terhadap perasaan emosional kita, seperti yang dikemukakan oleh teori James-Lange.
Selanjutnya, didalam sebuah tulisan James mengenai emosi, Barbalet (1999) menjelaskan bahwa banyak dari tulisan tersebut yag diabaikan dan disalahpahami. Dia berpendapat bahwa James menguasai lebih dari satu abad mengenai penelitianini, dan mengabaikan analisis tindakan emosi dan social yang telah menghambat perkembangan psikologi social dan emosi.
Keberatan utama terhadap teori James-Lange berasal dari Walter Cannon pada 1920,an yang mengemukakan bahwa :
1. Perubahan badani tampaknya tidak terlalu berbeda dari keadaan emosional yang satu ke keadaan emosional yang lain, meskipun kita sebagai individu biasanya mengetahui emosi apa yang kita miliki.
2. Organ internal merupakan struktur yang relative tidak peka, yang tidak dipenuhi saraf, dan perubahan internal timbul terlalu lamban untuk menjadi sumber perasaan emosional.
3. Menimbulkan perubahan badani yang berkaitan dengan emosi secara artificial (menyuntikkan obat semacam epinefrin) tidak menghasilkan pengalaman emosi yang sebenarnya.
Teori Cannon pertama kali dikeluarkan sebagai bentuk reaksi orang-orang dalam menanggapi teori James, dan Cannon mengajukan teori alternative pada tahun1915, 1927, 1931, 1932.
Cannon memuat 5 kritikan utama terhadap teori James:
1.            Perubahan visceral tidak menimbulkan emosi
2.            Ada bukti untuk pola respon visceral pada emosi
3.            Organ visceral memiliki sensitivitas kecil sehingga tidak bisa digunakan untuk membedakan emosi
4.            Meskipun tidak ada respon visceral dalam pembedahan system saraf, emosional perilaku tetap terjdi
5.            Emosi bisa terjadi setidaknya satu detik setelah eksternal stimulasi
Beberapa tahun kemudian, Schachter (1964) secara efektif berargumen melawan tiga dari titik-titik ini. Dia menunjukkan bahwa emosi muncul meskipun bukan pada kondisi yang cukup untuk terjadinya emosi tersebut, meskipun sulit untuk memastikan bahwa emosi tidak dapat terjadi tanpa keterlibatan visceral. Schachter mengenai emosi kognitif atau fisiologis menunjukkan bahwa keadaan emosi ditentukan oleh factor kognitif. Schchter mengajukan tiga proposisi yang paling dikenal :
1.      Jika secara fisiologis merasakan suatu rangsangan, tetapi tidak tahu mengapa atau apa yang menyebabkan rasa rangsangan itu, maka dapat bereaksi dengan cara kognitif terbuka.
2.      Apabila kita merasakan suatu rangsangan, tetapi mengetahui alasan dari hal itu, maka termasu sebagai kognitif alternative.
3.      Teori arah berlawanan. Jika dari waktu ke waktu kita mengalami kognisi yang sama, maka hanya menjelaskan perasaan sebagai emosi di bagian fisiologis.
Pandangan dasar Schachter adalah emosi dikendalikan melalui keterkaitan yang sangat erat dengan interaksi antara fisiologis dan penilaian kognitif, dan dikenal sebagai teori dua factor emosi. Selain itu, Mandler (1962) menyatakan point 4 dan 5 pada penjelasan Cannon dapat dijelaskan oleh fakta bahwa setelah pembentukan awal perilaku emosional kemudian dapat dikondisikan untuk rangsangan eksternal, dan itu dapat terjadi sebelum perubahan visceral atau tanpa intervensi.
b.      Jenis-Jenis Emosi
Emosi terbagi menjadi dua yaitu emosi positf dan emosi negatif. Emosi positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diataranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya. Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.Contoh emosi positif diantaranya adalah:
1.      Emosi Bahagia
Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi bahagia di antaranya adalah :
a.       Aktivitas yang tujuannya diinginkan atau tercapainya tujuan yang diinginkan
b.      Mendapat keuntungan secara umum, misalnya mendapat untung usaha, memperoleh hadiah, memperoleh uang, mendapatkan juara kelas, dan lainnya
c.       Persetujuan sosial dari teman, rekan, orang tua, guru, dan orang yang dinilai penting dan dihargai
d.      Mengingat hal-hal yang familiar; seperti mengurangi aktivitas yang menyenangkan, bertemu seseorang atau sesuatu yang dikenal.
e.       Sukses dalam aktivitas baru
f.       Sukses bertemu teman baru atau sahabat baru
g.      Melihat atau mendengar sesuatu yang baru dan menyenangkan
Sedangkan contoh emosi negative diantaranya adalah:
1.      Emosi marah
 Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi marah di antaranya:
a.       Ditekan untuk melakukan sesuatu
b.      Terhina (baik secara psikologis maupun secara verbal)
c.       Keterbatasan, terhambat dan frustrasi (secara fisik maupun psikologis, terancam oleh seseorang, serangan berbahaya, dan batasan sosial)
d.      Mengalami atau mengamati suatu perlakuan yang tidak biasa.
e.       Keterkungkungan yang terus terjadi dan tercegahnya pemenuhan kebutuhan

2.      Emosi Jijik
a.       Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi jijik di antaranya adalah :
b.      Adanya sensasi yang timbul karena rasa yang tidak enak, bau busuk, sesuatu yang berminyak dan berlendir, melihat sesuatu atau seseorang yang kotor dan sangat buruk
c.       Perilaku yang sangat bertentangan dengan standar norma, agama, moral dan kebiasaan.

3.      Emosi Takut
Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi takut di antaranya adalah :
a.       Hidup dalam bahaya, baik bahaya karena kejadian, karena seseorang, atau karena ide.
b.      Terancam secara verbal maupun fisik; dihukum, dihina dan dimarahi oleh lawan yang lebih kuat
c.       Kehilangan dukungan
d.      Keterasingan

c.       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emosi
1.      Faktor Internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Mereka merasa tidak puas, benci terhadap diri sendiri dan tidak bahagia. Adapun gangguan emosi yang mereka alami antara lain adalah:
       I.            Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian terhadap apa yang mereka alami.
    II.            Merasa dibenci, disia-siakan, tidak mengerti dan tidak diterima oleh siapapun termasuk orang tua mereka.
 III.            Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina serta dipatahkan dari pada disokong, disayangi dan ditanggapi, khususnya ide-ide mereka.
 IV.            Merasa tidak mampu atau bodoh.
    V.            Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis seperti sering bertengkar, kasar, pemarah, cerewet dan bercerai.
 VI.            Merasa menderita karena iri terhadap saudara karena disikapi dan dibedakan secara tidak adil.

2.      Faktor Eksternal
Menurut Hurlock (1980) dan Cole (1963) faktor yang mempengaruhi emosi negatif adalah berikut ini.
       I.            Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan.
    II.            Apabila dirintangi, anak membina keakraban dengan lawan jenis.
 III.            Terlalu banyak dirintangi dari pada disokong, misalnya mereka lebih banyak disalahkan, dikritik oleh orang tua atau guru, akan cenderung menjadi marah dan mengekspresikannya dengan cara menentang keinginan orang tua, mencaci maki guru, atau masuk geng dan bertindak merusak (destruktif).
 IV.            Disikapi secara tidak adil oleh orang tua, misalnya dengan cara membandingkan dengan saudaranya yang lebih berprestasi dan lainnya.
    V.            Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua padahal orang tua mampu.
 VI.            Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut untuk patuh, banyak dicela, dihukum dan dihina
d.      Fungsi Emosi
Beberapa emosi tertentu memiliki fungsi yang jelas. Rasa takut memperingatkan kita untuk menghindar dari bahaya. Rasa marah membuat kita menyerang pengganggu. Nilai adaptif dari rasa senang, sedih, malu, dan emosi-emosi lainnya tidak terlalu jelas manfaatnya, walaupun peneliti telah mengajukan beberapa kemungkinan.

Fungsi emosi menurut Goleman dan Hammen (1997), yaitu:
·         Emosi adalah pembangkit energi (energizer) yaitu sebagai pembangkit energi. Emosi dapat memberikan kita semangat dalam bekerja bahkan juga semangat untuk hidup. Contohnya : perasaan cinta dan sayang. Namun, emosi juga dapat memberikan dampak negatif yang membuat kita merasakan hari-hari yang suram dan nyaris tidak ada semangat untuk hidup.Contohnya : perasaan sedih dan benci.
·         Emosi adalah pembawa informasi (messenger) yaitu sebagai pembawa pesan. Emosi memberitahu kita bagaimana keadaan orang-orang yang berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebut. Bayangkan jika tidak ada emosi, kita tidak tahu bahwa disekitar kita ada orang yang sedih karena sesuatu hal yang terjadi dalam keadaan seperti itu mungkin kita akan tertawa-tawa bahagia sehingga membuat seseorang yang sedang bersedih merasa bahwa kita bersikap empati terhadapnya.
·         Pembawa pesan dalam komunikasi intrapersonal dan interpersonal
·         Sumber informasi tentang keberhasilan.

E.     Area Otak yang Terkait Emosi dan Mekanisme Emosi
Pada awalnya,sistem limbic-area otak depan yang mengelilingi hipotalamus-telah dianggap sebagai area otak paling penting untuk emosi. Tepatnya dibagian amigdala. Di otak, bagian yang sangat berkenaan langsung dengan emosi adalah amigdala. Sebagian besar korteks serebrum beraksi terhadap situasi emosional.
Kontribusi belahan otak kiri dan kanan
Aktivitas belahan otak kiri terkait dengan lobus frontal dan temporalnya berkaitan dengan sistem aktivasi perilaku seperti kesenangan atau kemarahan. Peningkatan aktivitas lobus frontal dan temporal belahan otak kanan diasosiasikan dengan sistem inhibisi atau tegang perilaku yang meningkatkan perhatian dan pembangkitan, menghibsi tindakan, dan menstimulasi emosi. Antara lain rasa takut dan muak. Belahan otak kanan lebih responsif terhadap stimulus emosional daripada belahan otak kiri. Perbedaan antarkedua belahan otak berkaitan dengan kepribadian. Secara rata-rata, individu yang memiliki aktivitas korteks frontal lebih tinggi pada belahan otak kiri cenderung lebih bahagia, mudah bergaul, dan lebih suka bersenang-senang. Individu yang memiliki aktivitas korteks frontal lebih tinggi pada belahan otak kanan cenderung lebih tertutup, tidak puas dengan hidup, dan lebih mudah mengalami emosi yang tidak menyenangkan.



Credited by Presentation from class discussions Physiological Psychology

Tidak ada komentar: