Kamis, 14 Mei 2015

Quetions and Their Uses (Interview)



Resume Interview Chapter 3
1.      Questions and Their Uses (Pertanyaan dan kegunaannya)
Dalam wawancara kita pasti tahu satu-satunya alat yang terpenting adalah pertanyaan. Pertanyaan dapat menjadi pernyataan atau tindakan non verbal yang dapat mengundang jawaban atau respon. Menurut sebagian orang, pertanyaan merupakan alat yang digunakan dalam pekerjaan sehari-hari :
Pertanyaan memiliki 3 kriteria :
a.      Open or Closed (Terbuka dan tertutup)
b.      Primary or Probing (Dasar atau penyelidikan)
c.       Neutral or Leading (Netral atau Mengerahkan)
Dengan penjelasan sebagai berikut :
a.      Open or Closed (Terbuka dan tertutup)
Pertanyaan terbuka : pertanyaan yang meluas, seringkali hanya sebuah topic dan membiarkan responden bebas untuk menjawab.
1.      Pertanyaan sangat terbuka :
Ø  Ceritakan pengalamanmu di Iraq?
Ø  Apa yang kau ketahui tentang tanaman organic?
2.      Pertanyaan terbuka yang sedang :
Ø  Dimana kamu tinggal diIraq?
Ø  Liburan pergi kemana saja?
3.      Pertanyaan terbuka yang memiliki keuntungan : Pertanyaan terbuka membuat responden berbicara serta mendapatkan informasi. Jawaban panjang mengungkapkan responden tertarik dan memberikan informasi penting. Pertanyaan terbuka biasanya menimbulkan ketertarikan dan kepercayaan.
4.      Pertanyaan terbuka tidak membawa keuntungan : pada pertanyaan terbuka ada kemungkinan responden menjawab dengan jawaban yang terlalu singkat atau bertele-tele sehingga sulit mendapatkan suatu informasi.

Kesehatan Mental Dalam Perspektif Islam



Dalam kehidupan didunia ini setiap orang ingin merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai kebahagiaan itu meskipun tidak semua dapat dipenuhi. Ada banyak rintangan yang menyebabkan keinginan itu sulit terjadi, sehingga mereka akan merasakan kegelisahan, kecemasan dan ketidakpuasan karena kegagalannya. Dalam buku Prof. Zakiah Drajat, dijabarkan bahwa keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung kepada cara orang menghadapi suatu persoalannya. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ketenangan hidup dan ketentraman jiwa bukanlah didapatkan dari hal materislistik semata, namun lebih tergantung kepada cara dan sikap dalam menghadapi setiap persoalan tersebut.

PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL



2.1 Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Periodisasi sejarah perkembangan kesehatan mental terbagi menjadi dua, yaitu Era prailmiah dan Era modern. Ini terjadi karena pengetahuan yang sangat minim di masa itu.
a.      Era Prailmiah
Pada masa prasejarah orang-orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat, kutukan, magic dan dosa-dosa seperti konsep primitive animisme. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, mereka mengadakan perjamuan. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada jaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan kesehatan mental, yaitu dengan pendekatan naturalisme. Aliran berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik akibat dari alam.
Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi. Dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosial untuk memecahkan problem penyakit mental. Ia seorang kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Dirumah sakit ini pasienya yang maniac dirantai, diikat ditembok, ditempat tidur selama 20 tahun atau lebih. Namun, lambat laun Pinel mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
b.      Era Modern
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era gangguan mental yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional kesikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) sebagai staff medis di rumah sakit Penisylvania, terdapat 24 pasien yang dianggap lunaties (orang-orang gila atau sakit ingatan). Rush melakukan usaha lain selain mengurung dan mengguyur air terhadap pasienya, yaitu dengan cara : memberikan motivasi (dorongan) untuk ingin bekerja, refreshing (mencari kesenangan).

HEALTH BELIEF MODEL



PENGERTIAN HEALTH BELIEF MODEL

1.1 Sejarah Perkembangan Health Belief Model
Pada tahun 1950-an peneliti kesehatan publik di Amerika Serikat mulai mengembangkan suatu model yang memiliki target indikasi untuk program edukasi kesehatan. Penelitian ini dilakukan oleh sebuah kelompok ahli ilmu jiwa sosial di US. Pelayanan kesehatan masyarakat menjelaskan kegagalan yang tersebar luas dari keikutsertaan individu dalam program untuk pencegahan dan pendeteksian penyakit (Hochbaum 1958; Rosenstock 1966). Tapi, psikolog sosial di Amerika Serikat ini mendapati masalah dengan sedikitnya orang yang berpartisipasi dalam program pencegahan dan deteksi  penyakit.
Penelitian yang terus berkembang melahirkan model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Irwin Rosenstock (1974) adalah tokoh yang mencetuskan Health Belief Model untuk pertama kali bersama Godfrey Hochbaum (1958). Mereka mengembangkannya dengan mengemukaan kerentanan yang dirasakan untuk penyakit TBC. Stephen Kegels (1963) menunjukkan hal yang serupa mengenai kerentanan yang dirasakan untuk masalah gigi yang parah dan perhatian untuk mengunjungi dokter gigi menjadi tindakan prefentif sebagai salah satu solusi masalah gigi. Kemudian model ini menyampaikan tentang respon orang untuk berbagai gejala dan tingkah laku mereka sebagai respons untuk mendiagnosa penyakit, dengan factor-faktor yang adheren untuk aturan hidup dalam kedokteran (Becker, 1974). Pada umumnya, sekarang timbul kepercayaan/ keyakinan bahwa orang lebih memilih tindakan pencegahan, perlindungan atau untuk mengontrol keadaan sakit dan sehat.

Pengaruh Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam



Kalau kita perhatikan kehidupan manusia dalam kesehariannya akan bermacam-macam yang terlihat, ada yang terlihat cemas meskipun kondisinya sedang sehat, dan ada yang terlihat bahagia meskipun sedang dilanda suatu penyakit dan kesusahan. Disamping itu ada pula orang-orang yang tidak memperhatikan kesehatannya dan tidak dapat bertanggung jawab terhadap kehidupannya.
Atas dasar sebab inilah banyak berkembang ilmu psikologis yang membahas perilaku manusia dan motif apa yang mendorongnya berperilaku sama meskipun dalam kondisi yang berbeda. Para ahli mulai mempelajari sebab-sebab yang membuat orang tidak mampu mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya sehingga ia kurang memperhatikan kesehatan atau berlebihan dalam mempengaruhi kesehatannya.
Pembahasan mengenai kesehatan mental dari segi islami-pun mulai dikaji oleh beberapa tokoh ahli. Mereka ingin menggambarkan kesejahteraan manusia tidak hanya diambil dari tercukupinya kebutuhan-kebutuhan materi yang terlihat dari lahirnya saja, akan tetapi juga kebutuhan jiwa akan kebahagiaan yang hakiki yaitu hubungan Sang Kholik dengan Ciptaan-Nya yang dapat mempengaruhi adanya sehat mental secara lahir dan batin.
Pengertian Kesehatan Mental menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat yang beliau tulis dalam bukunya yang berjudul sama. Beliau menuliskan bahwa Kesehatan Mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan jiwa (Neuroses) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (Psychoses). 

(Review Journal) PSIKOLOGI DARI PERSPEKTIF ISLAM

PSIKOLOGI DARI PERSPEKTIF ISLAM: KONTRIBUSI DARI AWAL CENDEKIAWAN MUSLIM DAN TANTANGAN UNTUK PSIKOLOGI KONTEMPORER MUSLIM

Abstrak
Pada awal cendekiawan muslim secara luas menulis mengenai alamiah manusia dan menyebutnya Ilm-al Nafsiat atau pengetahuan diri. Pada banyak kasus, ide dari karya mereka terlihat orisinal untuk era teori dan praktik psikologi yang modern. Apa yang menarik adalah banyak dari apa yang ditulis cendekiawan muslim itu bercampur dengan filsafat islam dan ide ide religius. Jurnal ini mencakup kontribusi utama dan menonjol dari cendekiawan muslim di masa awal kepada psikologi dan garis besar yang dihadapi oleh para muslim saat ini dalam mengadaptasikan teori teori barat. Jurnal ini juga menawarkan beberapa rekomendasi pada psikologi pribumi dari masyarakat muslim yang tertarik mencari perspektif islam dari perilaku manusia.
Kata Kunci:  Psikologi Islam, Awal Cendekia Muslim, Sejarah Psikologi, Psikologi Muslim, Psikologi Pribumi.

Islam adalah agama utama di dunia dan ada jumlah muslim yang berkembang di barat, sebagian di amerika utara dimana populasi muslim diperkirakan mencapai antara 4 sampai 6 juta jiwa (Haddad,1991: Hussain and Hussain,1996). Pertumbuhan populasi muslim yang tajam terlihat pada dua dekade terakhir dan terus bertumbuh terus menerus. Walaupun perkembangan muslim tidak setinggi dibandingkan dengan kelompok atau agama lain, ketertarikan pada islam dan muslim secara signifikan telah meningkat setelah insiden 11 september di amerika. Disamping informasi muslim di media, literatur ilmu pengetahuan sosial sekarang penuh dengan aspek budaya sosio-politik Arab/Muslim. Dengan peningkatan populasi muslim di amerika dan minat dalam ilmu sosial di komunitas minoritas ini, menjadi sangat penting bahwa sudut pandang islam pada isu yang terkait dengan psikologi diperkenalkan didalam aliran utama literatur. Sebuah penyelidikan pada tradisi intelektual kepercayaan muslim mengenai alamiah manusia dan metodologi penanganan yang dapat diungkap untuk seseorang dalam membantu profesi yang mungkin menangani klien muslim dalam praktik, mengajar ataupun penelitiannya. Sementara banyak muslim yang sangat dipengaruhi oleh Qur’an dan Hadist, beberapa dipengaruhi oleh karya awal cendekiawan muslim  yang berkontribusi di ranah ilmu alam dan sosial. Apa yang membuat karya mereka unik adalah bahwa mereka didasari oleh filsafat islam dan konsep Ketuhanan. Pengetahuan dari perspektif islami dapat berjalan sebagai bagian dari pelatihan sensitifitas budaya untuk penelitian. Jurnal ini mengeksplorasi kontribusi awal cendekiawan muslim (tokoh universal) pada psikologi dan memfokuskan pada dilema yang dikemukakan oleh psikologi barat pada profesional muslim dan klien yang diikuti oleh beberapa rekomendasi umum.

CENDIKIAWAN MUSLIM dari perspektif Islam dan Psikologi


Review Jurnal
Peningkatan populasi muslim secara tajam terus berkembang selama beberapa dekade terakhir, walaupun tidak setinggi agama dan kelompok lain, ketertarikan pada muslim dan islam secara signifikan telah meningkat sejak insiden 11 september silam di Amerika. Dengan peningkatan ketertarikan pada muslim ini, sangat penting untuk memperkenalkan sudut pandang islam dalam ilmu psikologi . banyak muslim yang pemikirannya dipengaruhi oleh al-qur’an dan hadits dan jugapemikiran cendekiawan awal muslim. Yang membuat pemikiran muslim unik adalah bahawa mereka didasari oleh filsafat islam dan konsep ketuhanan. Jurnal ini akan menjelaskan masa cendekiawan muslim yang penting setelah kepergian nabi Muhammad SAW (632 M), yaitu dimulai kontribusi pemikiran muslim selama 400 tahun setelah kepergian nambi Muhammad SAW.
Dalam karya cendekiawan muslim, istilah nafs (jiwa) digunakan untuk melambangkan kepribadian/fitrah alami manusia. Nafs meliputi qalb (hati), ruh (arwah), dan aql (akal) dan irada (kehendak). Dalam sejarah latar belakang pemikiran muslim, dapat dilihat bahwa itu semua didasari dari filsafat, yang menyelidiki semua bidang penyelidikan manusia (baik illahi atau manusia). Para muslim tertarik pada bidang filsafat adalah untuk memahami dan mengajak orang untuk berfikir mengenai keberadaan dan sifat-sifat Allah dan hadits Nabi dengan menggunakan pendekatan filsafat. Upaya ini disebut kalam yang mengarah pada dua aliran utama, yaitu rasionalis, dan tradisionalis/ortodoks.