Lidah
merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia yang mempunyai
peran penting dalam kehidupan dalam sistem penginderaan manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia akan merasakan berbagai macam rasa dalam indera
pengecapannya. Seperti rasa manis, pahit, asam asin dan lain sebagainya.
Indera pengecapan juga memiliki
hubungan dengan indera penciuman kita. Rasa yang dirasakan oleh lidah akan
diperkuat oleh indera penciuman kita. Seperti contoh seseorang yang harus
meminum obat yang terasa pahit akan menutup hidung jika hendak memeguknya. Oleh
karena itu makalah ini dibuat untuk menjelaskan pengaruh penciuman terhadap
pengecapan
Seperti dijelaskan sebelumnya, indera pengecapan
memiliki hubungan dengan indera penciuman yang memperkuat sensasi yang diterima
oleh indera. Perokok pada umumnya menggunakan indera penciuman untuk merasakan
asap yang mereka hirup walaupun indera pengecapan juga turut mengambil peran
dalam merasakan asap yang dihisap. Merokok mungkin akan mempengaruhi
sensitivitas indera yang dimiliki. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk
menjelaskan dan membuktikan apakah merokok memiliki hubungan terhadap sensitivitas
indera penciuman dan pengecapan.
Kebiasaan
mengkonsumsi rokok dapat menurunkan sensitivitas indera pengecap. Hal ini dapat
dikarenakan saat rokok dihisap, nikotin yang terkondensasimasuk ke dalam rongga
mulut dan menutupi taste buds sehingga kemungkinan menghalangi interaksi
zat-zat makanan ke dalam reseptor pengecap. Kebiasaan menyirih merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi sensitivitas indera pengecap. Hal ini
dikarekan partikel-partikel yang terkandung pada sirih yang terdeposit pada
waktu yang lama sehingga mengakibatkan pigmentasi dan penumpukan partikel pada
lidah yang dapat menghalangi interpretasi rasa. Oral higiene merupakan faktor
yang juga mempengaruhi sensitivitas indera pengecap. Oral higiene yang buruk
dapat mengakibatkan penumpukan plak sisa makanan yang terdeposit pada lidah
sehingga menghalangi interpretasi rasa. Di samping itu, oral higiene yang buruk
merupakan tempat berkembangnya bakteri dan flora yang merugikan di rongga
mulut.
Menurut Wylio
(2011) dalam (Ineko, 2012) bahwa mereka yang merokok lebih dari dua bungkus
perhari pada usia setengah baya memiliki resiko 100% lebih tinggi terkena
demensia dibandingkan yang tidak merokok. Merupakan faktor risiko dari penyakit
stroke dan mendorong penyakit untuk merusak saraf, sehingga secara tidak
langsung merokok merupakan faktor resiko untuk terkena demensia.
a.
Perokok Pasif
Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang
yang sedang merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif.
Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya
perokok aktif. Penelitian yang menunjukkan bahwa perokok pasif yang menghirup
asap aliran samping berisiko mengidap kanker paru-paru sebesar 20-30% dan
penyakit jantung sebesar 23%. Belum lagi dampak-dampak negatif lain, seperti
rambut menjadi bau, mata iritasi, hingga stroke otak. Sedangkan bagi ibu hamil,
asap rokok itu dapat mengganggu tumbuh kembang janin
Konsentrasi
zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang
terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Racun rokok terbesar
dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap.
Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak
sempurna. Efek yang bisa terjadi terhadap kesehatan adalah kemunculan penyakit
asma, bronkitis, batuk, gangguan penyakit telinga, gangguan terhadap saraf dan
jantung.
Berikut sejumlah zat berbahaya yang terkandung di sebuah
batang rokok:
Tar
- Dalam tubuh manusia, tar memicu terjadinya iritasi
paru-paru dan kanker.
- Dalam tubuh perokok pasif, tar akan terkonsentrasi tiga
kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
Nikotin
- Dalam tubuh manusia menimbulkan efek adiksi atau candu
yang memicu peningkatan konsumsi.
- Dalam tubuh perokok pasif, nikotin akan terkonsentrasi
tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
Karbon Monoksida
- Merupakan gas berbahaya yang dapat menurunkan kadar
oksigen dalam tubuh. Pengikatan oksigen oleh karbon monoksida inilah yang
kemudian memicu terjadinya penyakit jantung.
- Dalam tubuh perokok pasif, gas berbahaya ini akan
terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
Bahan kimia berbahaya
- Berupa gas dan zat berbahaya yang jumlahnya mencapai
ribuan. Di tubuh manusia, bahan kimia berbahaya ini meningkatkan risiko
penyakit kanker.
- Dalam tubuh perokok pasif, bahan kimia berbahaya ini akan
terkonsentrasi 50 kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif
b. Perokok
Aktif
Perokok aktif adalah
seseorang yang secara teratur mengkonsumsi rokok 1 batang atau lebih dalam setiap harinya paling sedikit 1
tahun. Biasanya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan psikologi seperti untuk menunjukan kedewasaan, kejantanan, kebanggaan dan untuk
menghilangkan kecemasan serta sebagai alternatif untuk memecahkan masalah
yang sedang dihadapi.
Pada perokok aktif, merokok dapat
meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, meningkatkan kadar kolesterol dalam darah,
tekanan darah tinggi, gangguan janin, gangguan pernapasan, kerontokan rambut,
diabetes, penyakit mulut (diantaranya
kanker mulut, kanker leher, penyakit gigi, dan penyakit pada gigi dan napas),
dan juga dapat merusak indra pengecap, merusak Indra Pengecap, misalnya pada
perokok berat, maka ada kemungkinan akan kehilangan rasa dalam mengecap
makanan. Biasanya, para perokok cenderung suka makanan pedas tanpa mengeluh
tentang rasanya. Hal tersebut disebabkan karena indra mereka sudah mati.
didapat dari hasil presentasi kelompok 2, citra, uswah, dan kaffa
Ciputat, 29 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar