Kamis, 08 Oktober 2015

SENSITIFITAS GUSTATORY ANTARA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF


Lidah merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia yang mempunyai peran penting dalam kehidupan dalam sistem penginderaan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan merasakan berbagai macam rasa dalam indera pengecapannya. Seperti rasa manis, pahit, asam asin dan lain sebagainya.
 Indera pengecapan memiliki fungsi untuk merasakan benda yang akan masuk ke tubuh melalui mulut. Hal ini berfungsi untuk memilah benda apa yang boleh masuk ke tubuh kita dan mana yang tidak. Karena rasa dalam suatu benda bisa jadi dibutuhkan oleh tubuh manusia atau justru berbahaya. Seperti rasa manis yang dibutuhkan tubuh manusia karena rasa manis mengandung bahan yang dibutuhkan tubuh.


Indera pengecapan juga memiliki hubungan dengan indera penciuman kita. Rasa yang dirasakan oleh lidah akan diperkuat oleh indera penciuman kita. Seperti contoh seseorang yang harus meminum obat yang terasa pahit akan menutup hidung jika hendak memeguknya. Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk menjelaskan pengaruh penciuman terhadap pengecapan

Seperti dijelaskan sebelumnya, indera pengecapan memiliki hubungan dengan indera penciuman yang memperkuat sensasi yang diterima oleh indera. Perokok pada umumnya menggunakan indera penciuman untuk merasakan asap yang mereka hirup walaupun indera pengecapan juga turut mengambil peran dalam merasakan asap yang dihisap. Merokok mungkin akan mempengaruhi sensitivitas indera yang dimiliki. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk menjelaskan dan membuktikan apakah merokok memiliki hubungan terhadap sensitivitas indera penciuman dan pengecapan. 
-->
Kebiasaan mengkonsumsi rokok dapat menurunkan sensitivitas indera pengecap. Hal ini dapat dikarenakan saat rokok dihisap, nikotin yang terkondensasimasuk ke dalam rongga mulut dan menutupi taste buds sehingga kemungkinan menghalangi interaksi zat-zat makanan ke dalam reseptor pengecap. Kebiasaan menyirih merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sensitivitas indera pengecap. Hal ini dikarekan partikel-partikel yang terkandung pada sirih yang terdeposit pada waktu yang lama sehingga mengakibatkan pigmentasi dan penumpukan partikel pada lidah yang dapat menghalangi interpretasi rasa. Oral higiene merupakan faktor yang juga mempengaruhi sensitivitas indera pengecap. Oral higiene yang buruk dapat mengakibatkan penumpukan plak sisa makanan yang terdeposit pada lidah sehingga menghalangi interpretasi rasa. Di samping itu, oral higiene yang buruk merupakan tempat berkembangnya bakteri dan flora yang merugikan di rongga mulut.
-->
Menurut Wylio (2011) dalam (Ineko, 2012) bahwa mereka yang merokok lebih dari dua bungkus perhari pada usia setengah baya memiliki resiko 100% lebih tinggi terkena demensia dibandingkan yang tidak merokok. Merupakan faktor risiko dari penyakit stroke dan mendorong penyakit untuk merusak saraf, sehingga secara tidak langsung merokok merupakan faktor resiko untuk terkena demensia.  
-->Perokok 
a. Perokok Pasif
            Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Penelitian yang menunjukkan bahwa perokok pasif yang menghirup asap aliran samping berisiko mengidap kanker paru-paru sebesar 20-30% dan penyakit jantung sebesar 23%. Belum lagi dampak-dampak negatif lain, seperti rambut menjadi bau, mata iritasi, hingga stroke otak. Sedangkan bagi ibu hamil, asap rokok itu dapat mengganggu tumbuh kembang janin
            Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Efek yang bisa terjadi terhadap kesehatan adalah kemunculan penyakit asma, bronkitis, batuk, gangguan penyakit telinga, gangguan terhadap saraf dan jantung.
Berikut sejumlah zat berbahaya yang terkandung di sebuah batang rokok:
Tar
- Dalam tubuh manusia, tar memicu terjadinya iritasi paru-paru dan kanker.
- Dalam tubuh perokok pasif, tar akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
Nikotin
- Dalam tubuh manusia menimbulkan efek adiksi atau candu yang memicu peningkatan konsumsi.
- Dalam tubuh perokok pasif, nikotin akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
Karbon Monoksida
- Merupakan gas berbahaya yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam tubuh. Pengikatan oksigen oleh karbon monoksida inilah yang kemudian memicu terjadinya penyakit jantung.
- Dalam tubuh perokok pasif, gas berbahaya ini akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
Bahan kimia berbahaya
- Berupa gas dan zat berbahaya yang jumlahnya mencapai ribuan. Di tubuh manusia, bahan kimia berbahaya ini meningkatkan risiko penyakit kanker.
- Dalam tubuh perokok pasif, bahan kimia berbahaya ini akan terkonsentrasi 50 kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif
b. Perokok Aktif
          Perokok aktif adalah seseorang yang secara teratur mengkonsumsi rokok 1 batang atau lebih dalam setiap harinya paling sedikit 1 tahun. Biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan psikologi seperti untuk menunjukan kedewasaan, kejantanan, kebanggaan dan untuk menghilangkan kecemasan serta sebagai alternatif untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
          Pada perokok aktif, merokok dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung,  meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, tekanan darah tinggi, gangguan janin, gangguan pernapasan, kerontokan rambut, diabetes, penyakit mulut  (diantaranya kanker mulut, kanker leher, penyakit gigi, dan penyakit pada gigi dan napas), dan juga dapat merusak indra pengecap, merusak Indra Pengecap, misalnya pada perokok berat, maka ada kemungkinan akan kehilangan rasa dalam mengecap makanan. Biasanya, para perokok cenderung suka makanan pedas tanpa mengeluh tentang rasanya. Hal tersebut disebabkan karena indra mereka sudah mati.



didapat dari hasil presentasi kelompok 2, citra, uswah, dan kaffa
Ciputat, 29 Maret 2014

Tidak ada komentar: