ANALISA
Jurnal
Pendukung
Jurnal pendukung : Peningkatan Ambang Persepsi
dan Ambang Identifikasi Pengecapan Akibat Minuman Dingin Rasa Manis
Ditulis oleh : Vinna K. Sugiaman
Instansi : Program Studi Kedokteran
Gigi, Universitas Kristen Maranatha,
Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65
Bandung 40164 Indonesia
Website
: scholar.google.com
Abstrak
Suhu
minuman dapat mempengaruhi fungsi pengecapan, yaitu berkurangnya ketajaman mendeteksi
rasa manis. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel sejumlah
50 naracoba yang berusia antara 18-25
tahun dengan jenis kelamin pria dan wanita. Bahan yang digunakan adalah larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,0006 M sampai 0,06 M.
Hasil penelitian secara statistik menunjukkan perbedaan rata – rata ambang persepsi rasa manis pada suhu kamar (± 27˚C) dan suhu 4˚C adalah 0,01096 dan 0,02144 dengan simpangan baku 0,00737 dan 0,00881. Nilai rata –rata ambang identifikasi rasa manis pada suhu kamar (± 27˚C) dan suhu 4˚C adalah 0,02176 dan 0,03216 dengan simpangan baku 0,01 dan 0,00903. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan sensasi pengecapan dengan terjadinya peningkatan ambang rasa manis pada suhu dingin.
Hasil penelitian secara statistik menunjukkan perbedaan rata – rata ambang persepsi rasa manis pada suhu kamar (± 27˚C) dan suhu 4˚C adalah 0,01096 dan 0,02144 dengan simpangan baku 0,00737 dan 0,00881. Nilai rata –rata ambang identifikasi rasa manis pada suhu kamar (± 27˚C) dan suhu 4˚C adalah 0,02176 dan 0,03216 dengan simpangan baku 0,01 dan 0,00903. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan sensasi pengecapan dengan terjadinya peningkatan ambang rasa manis pada suhu dingin.
Latar
belakang
Ambang
pengecapan terdiri atas ambang pendeteksian atau ambang persepsi dan ambang
pengenalan atau ambang identifikasi.
Ambang persepsi yaitu ambang yang diperoleh ketika seseorang dapat mendeteksi
larutan yang diminum, tetapi tidak dapat menyebutkan rasanya dengan tepat. Ambang
identifikasi yaitu ambang yang diperoleh ketika seseorang dapat dengan tepat
menyebutkan rasa dari suatu larutan.Makanan yang sangat dingin seperti es dan
minuman dingin dapat menurunkan kepekaan reseptor suhu, oleh karena itu
konsentrasi tinggi diperlukan untuk mempertahankan rasa. Misalnya kandungan sukrosa untuk es krim dengan suhu
dingin lebih banyak diperlukan daripada kandungan sukrosa untuk makanan dengan
suhu ruangan atau hangat untuk menimbulkan rasa manis yang sama, sehigga es
krim yang mencair akan terasa lebih manis apabila dibandingkan dalam keadaan
masih beku.Suhu makanan dan minuman akan mempengaruhi putik pengecap (taste bud)
untuk menangkap rangsangan rasa. Makanan dan minuman dengan suhu sangat dingin
dapat membius putik pengecap menjadi kurang peka, menjadi tidak peka lagi,
menyebabkan cedera, atau bahkan kematian sel yang pada umumnya tidak disadari
oleh kebanyakan individu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi tentang perubahaan ambang pengecapan rasa manis yang dipengaruhi oleh
suhu dan yang berkaitan dengan fungsi pengecapan dalam hubungannya dengan selera makan dan minum yang diperlukan untuk
memelihara kelangsungan hidup manusia.
Tujuan
Penelitian
ini bertujuan untuk mengukur ambang rasa manis pada suhu 4˚C dan memperoleh
data mengenai gambaran ambang pengecapan rasa manis pada suhu 4˚C.
Hipotesis
Perubahaan
ambang pengecapan rasa manis yang dipengaruhi oleh suhu dan yang berkaitan dengan
fungsi pengecapan.
Metode
Cara
kerja penelitian ini yaitu naracoba
diminta untuk menandatangani informed
consent, mengisi data pribadi pada lembar penelitian. Pertama-tama naracoba
diminta berkumur dahulu dengan air untuk membersihkan sisa makanan atau saliva yang terdapat pada rongga mulut. Setelah
itu diberi larutan sukrosa pertama yang dimulai dari konsentrasi terendah pada
suhu kamar dan diminta untuk meminumnya. Lalu berkumur-kumur lagi dengan air,
diberi lagi larutan sukrosa dengan peningkatan konsentrasi. Nilai ambang
persepsi dicatat pada konsentrasi saat naracoba dapat merasakan suatu
rangsangan yang berbeda tetapi ia belum dapat mengenali dengan pasti jenis rasa
apa yang dirasakan. Operator melanjutkan memberikan larutan sukrosa pada
susunan berikutnya dengan konsentrasi lebih tinggi dari konsentrasi sebelumnya,
sampai naracoba dapat mengidentifikasi secara benar dan pasti jenis rasa
larutan yang diminum. Hasilnya dicatat sebagai nilai ambang identifikasi. Hal
yang sama dilakukan untuk sukrosa dengan suhu 4˚C.
Hasil
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai ambang persepsi dan
ambang identifikasi pengecapan rasa manis. Secara umum menujukkan terjadinya
peningkatan ambang persepsi dan ambang identifikasi pengecapan rasa manis
akibat pengaruh larutan sukrosa pada suhu 4˚C. Diperlukan konsentrasi larutan
sukrosa yang lebih besar pada suhu 4˚C untuk mencapai ambang persepsi dan
ambang identifikasi pengecapan rasa manis.
Diskusi
Perubahan
ambang pengecapan yang meliputi ambang
persepsi dan ambang identifikasi setelah meminum larutan sukrosa pada suhu 4˚C
ditunjukkan dengan adanya peningkatan ambang pengecapan. Menurut dukungan teoritis peningkatan ambang
pengecapan disebabkan oleh:
1. Berkurangnya
kemampuan putik pengecap untuk menangkap rangsangan rasa. Apabila meminum
minuman dingin menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Terbiusnya
putik pengecap oleh suhu dingin. Hal ini
terjadi apabila mengonsumsi minuman dalam keadaan sangat dingin sehingga putik
pengecap terbius dan menjadi tidak peka lagi.
3. Menurunnya
kepekaan reseptor pengecap di dalam mulut.
Pengaruh suhu minuman yang sangat dingin secara terus menerus akan
menyebabkan turunnya kepekaan reseptor pengecap di dalam rongga mulut.
4. Cedera
atau kematian sel yang disebabkan suhu
minuman yang dikonsumsi terlalu dingin, yang berakibat berkurangnya
sensitivitas pengecapan.
5. Terbentuknya kristal es di dalam sel. Suhu
yang dikonsumsi sangat dingin menyebabkan bekunya reseptor pengecapan, akhirnya
terbentuk kristal es di dalam sel sehingga dapat menyebabkan sel menjadi mati
dan tidak dapat merespons stimulus.
Selain
dukungan secara teoritis, kerusakan putik pengecap tergantung dari letak putik
pengecap dan jarak sumber rangsangan iritan terhadap putik pengecap. Jumlah
putik pengecap saat terkena rangsangan suhu akan berkurang, berkurangnya putik pengecap
berbanding lurus dengan penurunan intensitas pengecapan sehingga untuk meminum
larutan sukrosa pada suhu dingin diperlukan konsentrasi yang lebih besar agar minuman
yang dikonsumsi dapat terasa manis.
Kesimpulan
Suhu
minuman mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi ambang pengecapan rasa manis.
Suhu minuman dingin (4˚C) mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan ambang
pengecapan rasa manis. Ambang persepsi dan ambang identifikasi pengecapan rasa
manis cenderung lebih tinggi pada suhu 4˚C daripada pada suhu kamar (± 27˚C).
Ilustrasi
kasus
Dalam
kehidupan kita tak
pernah terlepas dari
aspek persepsi. Dalam menginterpretasikan rasa kita selalu dipengaruhi
oleh suhu, intensitas zat kimia yang terkandung dalam makanan/minuman tersebut.
Terkadang seseorang mengecap sesuatu perlu intensitas rasa yang lebih untuk
dapat mempersepsi rasa dari apa yang dimakan.
Berdasarkan jurnal diatas kami membuat sebuah
penelitian yang berjudul “pengaruh suhu
terhadap ambang persepsi pengecapan manis”. Dalam hal ini kami meneliti
apakah suhu berpengaruh pada intensitas rasa yang mencukupi untuk dipersepsi
sebagai rasa manis.
a. Sarana pendukung
Eksperimen
kami menggunakan instrument sebagai berikut :
·
Termometer
·
Gelas 3 buah
·
Kompor
·
Air mineral
·
Batu es
·
Gula
·
Neraca
b. Prosedur
1. Tester diminta untuk mengisi questionnaire
2. Tester dijelaskan bahwa penelitian ini menguji
tentang ambang persepsi mengenai rasa manis
3. Tester diminta untuk berkumur dengan air
4. Penguji menyediakan 3 gelas yang berisi air
mineral dengan suhu yang berbeda (biasa, dingin, panas)
5. Gula dengan takaran 10 gram ditambahkan pada
masing-masing larutan, diaduk dan tester diminta untuk mengecap larutan pertama
6. Tester diminta berkumur sebelum mengecap larutan
kedua dan ketiga
7. Responden ditanyakan apakah sudah pada batas
manis yang cukup jika belum larutan ditambahkan gula lagi tiap 10 gram sampai
tester mencapai taraf manis yang cukup.
8. Setelah semua responden mencapai tahap manis yang
pas menurutnya pada ketiga larutan hasil dicatat dan responden diberikan
reward.
Berikut form kusionernya :
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
No.
|
Uraian
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Apakah
Anda sedang terjangkit Flu ?
|
||
2.
|
Apakah
Anda perokok ?
|
||
3.
|
Apakah
Anda pecandu alcohol ?
|
||
4.
|
Seringkah
Anda minum air dingin ?
|
||
5.
|
Seringkah
Anda minum air panas ?
|
||
6.
|
Apakah
Anda sering menggunakan pemanis dalam minuman Anda ?
|
||
7.
|
Apakah
Anda menyukai makanan/minuman manis ?
|
Pertanyaan
1. Dalam
keseharian, sebanyak apa Anda menambahkan pemanis (gula) dalam minuman susu,
teh, atau kopi ?
2. Makanan/minuman
apakah yang pernah Anda coba dan menurut Anda sangat manis ?
c. Hasil
Penelitian kami lakukan dengan menggunakan 10
partisipan, mereka adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pengambilan sampel kami lakukan dengan cara random
sampling, dimana sampel diambil secara acak merupakan represetasi dari populasi
yang ada. Parisipan terdiri dari 10 perempuan, dengan rentang usia 19 sampai 21
tahun.
Penelitian
dilakukan pada
Hari : Minggu
Tanggal : 30 Maret 2014
Tempat : Asrama putri UIN Jakarta
Pukul : 10.05 WIB
Data
Penelitian
No
|
Nama
|
Usia
|
Takaran
|
||
Dingin (6˚C)
|
Normal (30˚C)
|
Panas (68˚C)
|
|||
1
|
IL
|
20
|
4
|
3
|
3
|
2
|
NAB
|
21
|
3
|
3
|
2
|
3
|
N
|
19
|
3
|
3
|
3
|
4
|
DS
|
19
|
2
|
3
|
3
|
5
|
SV
|
19
|
2
|
2
|
2
|
6
|
NI
|
21
|
2
|
3
|
3
|
7
|
CN
|
19
|
2
|
3
|
3
|
8
|
RR
|
20
|
4
|
2
|
4
|
9
|
DA
|
19
|
3
|
3
|
2
|
10
|
TY
|
20
|
2
|
2
|
2
|
No
|
Nama
|
Takaran
|
||
Dingin
(6˚C)
|
Normal
(30˚C)
|
Panas
(68˚C)
|
||
1
|
IL
|
4
|
3
|
3
|
2
|
NSAB
|
3
|
3
|
2
|
3
|
N
|
3
|
3
|
3
|
4
|
DS
|
2
|
3
|
3
|
5
|
SV
|
2
|
2
|
2
|
6
|
NI
|
2
|
3
|
3
|
7
|
CN
|
2
|
3
|
3
|
8
|
RR
|
4
|
2
|
4
|
9
|
DA
|
3
|
3
|
2
|
10
|
TY
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
27
|
27
|
27
|
|
Rata-rata
|
2.7
|
2.7
|
2.7
|
|
Modus
|
2
|
3
|
3
|
|
Terkecil
|
2
|
2
|
2
|
|
Terbesar
|
4
|
3
|
4
|
|
Simpangan
|
40-20=20
|
d.
Diskusi
Mekanisme sistem gustatory dimulai dari apa yang
kita makan sebagai stimulus masuk kedalam mulut dan bercampur dengan air liur
dan akan diterima oleh reseptor gustatory yang letaknya bergantung pada rasa
yang diterima.
Selanjutnya dari reseptor – reseptor tersebut
dilanjutkan oleh neuron – neuron ke bagian saraf kranial wajah (VII) yang
membawa informasi rasa dari depan lidah, kebagian saraf glassofaringeal (IX)
yang membawa informasi rasa dari bagian belakang lidah serta bagian saraf vagus
(IV) yang membawa informasi dari bagian belakang rongga mulut.
Serabut – serabut ini akan berkumpul di solitarynucleus dari medulla. Kemudian
bersinapsis dengan neuron lainnya dan akan berproyeksi ke nukleus posterior ventral thalamus sematosensori di bibir superior fissura lateral, dan ke korteks
gustatori sekunder yang berada didalam fisura lateral. Proyeksi pada sistem
gustatori adalah ipsilateral (searah). Daerah otak yag mengoragnisasikan rasa
berada di kelompok –kelompok tertentu sesuai pengkodeannya.
Tiap kuncup pengecap
tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif,
disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan
makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan
sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita
makan.
Hipotesis yang ingin
kami buktikan adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh suhu terhadap ambang persepsi pengecapan
rasa manis
Ha : Ada pengaruh suhu terhadap ambang persepsi pengecapan rasa
manis
Berdasarkan
hasil penelitian yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil eksperimen
kami menunjukan bahwa terjadi perubahan takaran gula pada suhu panas dan dingin
untuk mencapai tahapan ambang cukup. Hal ini berarti hipotesis nol ditolak dan
hipotesis alternatif tidak ditolak, artinya ada pengaruh suhu terhadap ambang
persepsi seseorang dalam pengecapan rasa manis. Seperti yang diperlihatkan
dalam table hasil eksperimen.
Kesimpulan
·
Reseptor sistem gustatory atau perasa berada dilidah
dan bagian-bagian rongga mulut. Reseptor perasa disebut taste buds yang umumnya
terletak disekitar kuncup pengecap yang disebut papillae.
·
Mekanisme
gustatory : zat kimia bercampur dalam air ludah – zat kimia menempel pada
papilla – zat kimia diubah ke dalam impuls syaraf – impuls syaraf diteruskan ke
thalamus – thalamus meneruskan impuls ke lobus pariental – otak menterjemahkan
impuls sebagai rasa.
·
Yang
memengaruhi pengecapan adalah suhu, kebersihan mulut, dan air liur.
·
Dari hasil
penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa temperature dari suatu
makanan/minuman mempengaruhi ambang persepsi rasa manis dalam indera pengecapan
seseorang. Akan tetapi terdapat pengecualian pada orang yang terbiasa
menambahkan pemanis dalam minuman/makanannya.
Saran
a. Untuk eksperimen
selanjutnya, agar memperhatikan instrument yang digunakan.
b. Untuk penelitian
selanjutnya lebih banyak menggunakan sampel.
c. Untuk penelitian
selanjutnya mencoba meneliti ambang persepsi terhadap rasa lain.
d. Coba lakukan
eksperimen dengan membandingkan jenis kelamin untuk penelitian selanjutnya.
Credited by :
Agung, Hany, Liya, Sitha, Fitroh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar