The general
conception of the body that underpins
most health psychology research derives from assumptions that underlie
psychology as a quasi-science. However, when applied to questions of
illness, these assumptions are worked through in a special way.
As well as sharing certain basic premises of the parent discipline,
health psychology takes as its questions problems defined by medicine,
including a particular attitude to the bodies of its clients.
As a result,
health psychology journals are filled with articles that deal
with how patients cope with, recover
from, are liable to, or in some way think, talk or act in relation to
their having a particular diagnostic label attached to them.
Teori Belajar Behavioristik dan Teori Belajar
Kognitif
Salah
satu teori belajar, yang merupakan teori awal tentang belajar
adalah Teori behaviorisme yaitu teori belajar yang lebih menekankan
pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif
yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan
akan membentuk perilaku mereka. Ada 3 jenis belajar menurut teori
behaviorisme
yaitu (1) Respondent Conditioning, (2) Operant Conditioning dan (3)
Observational Learning atau social cognitive Learning.
Teori
kognitif mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya
menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau
cognition
dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas
mengetahui,
memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (Lefrancois,
1985). Proses kognitif telah menjadi penting di bidang penelitian
psikologi,
seperti psikologi perkembangan dan penelitian tetntang motivasi. Salah
satu faktornya ialah terbatasnya penjelasan mengenai aktivitas manusia
yang diberikan oleh behaviorisme.
Piaget
mengemukakan bahwa Inteligensi adalah ciri bawaan yang dinamis.
Sebab tindakan yang cerdas akan berubah saat organisme itu makin matang
secara biologis dan mendapat pengalaman. Inteligensi adalah bagian
integral
dari setiap organisme karena setiap organisme yang hidup selalu mencari
kondisi yang kondusif untuk keberlangsungan hidup. Bagaimana kecerdasan
memanifestasikan dirinya pada waktu tertentu akan selalu bervariasi
sesuai kondisi yang ada. Teori Piaget sering disebut sebagai Epistemology Genetic, karena teori
ini mendasari pada hereditas
atau genetic yang dibawa oleh orang tua. Istilah genetik yang dimaksud
mengacu pada pertumbuhan developmental warisan biologi.
Piaget
memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari
fungsi intelektual dari pemikiran yang konkret menuju pemikiran yang
abstrak. Piaget meneliti perkembangan intelektual berdasarkan struktur
yang terbentuk didalam individu akibat interaksinya dengan lingkungan.
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan
cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi Inteligensi sebenarnya bukan
persoalan
kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh. Akan
tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan
inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh
lainnya. Karena otak merupakan “Menara Pengontrol” hampir seluruh
aktivitas manusia.
Teori-teori
belajar bermunculan seiring dengan perkembangan teori
psikologi. Salah satu diantara teori belajar yang terkenal adalah teori
belajar behaviorisme dengan tokohnya Ivan Petrovich Pavlov, William
McDogall, B.F. Skinner, Thorndike, John Broadus Watson. Dikatakan bahwa,
teori-teori belajar hasil eksperimen mereka secara prinsipal bersifat
behavioristik dalam arti lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah
yang nyata dan dapat diukur.
Namun
seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan,
teori tersebut mempunyai beberapa kelemahan, yang menuntut adanya
pemikiran
teori belajar yang baru. Dikatakan bahwa, teori-teori behaviorisme itu
bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon,
sehingga
terkesan seperti kinerja mesin atau robot, padahal setiap manusia
memiliki
kemampuan mengarahkan diri (Self-direction)
dan pengendalian diri (Self control)
yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa
menolak respon jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau
berlawanan dengan kata hati, dan proses belajar manusia yang
dianalogikan
dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya
perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan. Hal ini
dapat diidentifikasi sebagai kelemahan Teori Behaviorisme.
Menurut KBBI,
emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau
keadaan fisiologis dan psikologis, seperti senang, sedih, dll.
Emosi berasal dari
bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini
menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan
reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu, sebagai contoh
emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara
fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku
menangis.
Nama
lengkap Kohlberg adalah Lawrence Kohlberg, ia dilahirkan di Bronxville, New
York, Amerika Serikat, 25 Oktober 1927 dan meninggal pada 19 Januari 1987 dalam
usia 59 tahun. Ia menjabat sebagai profesor di Universitas Chicago serta
Universitas Harvard. Ia terkenal karena karyanya dalam pendidikan, penalaran,
dan perkembangan moral. Kohlberg merupakan pengikut teori perkembangan kognitif
Jean Piaget, karya Kohlberg.
Kohlberg
dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya.Ia menjalani pendidikan di Akademi
Phillips, sebuah SMA swasta yang terkenal di New York. Pada Perang Dunia II,
setelah menyelesaikan pendidikan SMA-nya, ia mendaftar sebagai ahli mesin di
sebuah kapal perang. Di kapal itu, ia dan teman-temannya sekapal memutuskan
untuk membantu orang-orang Yahudi yang berusaha melarikan diri dari Eropa ke
Palestina.
Menurut
Kamus Lengkap Psikologi yang ditulis oleh J.P Chaplin, Moral ialah ciri khas
seseorang atau sekelompok orang dengan perilaku pantas dan baik.Menyinggung
akhlak, moril, tingkah laku yang susila. Menyangkut juga didalamnya hukum atau
adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.Sedangkan moril ialah suatu sikap
yang ditandai secara khusus oleh adanya kepercayaan diri, motivasi yang kuat
untuk meneruskan suatu usaha, kegembiraan dan organisasi yang baik.Manusia yang
tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah hal mutlak
yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral
secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral
dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral
jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia.apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Dalam referensi yang lain menyebutkan, Moral adalah produk dari
budaya dan Agama.
Pengertian Perkembangan Moral
Sebelum kita membahas lebih jauh
mengenai pengertian dari perkembangan moral akan lebih baik kita terlebih
dahulu memahami satu persatu suku katanya, kata pertama yaitu mengenai
perkembangan dan kata kedua yaitu moral, agar pemahaman kita mengenai
pengertian perkembangan moral bisa lebih optimal.
Pengertian perkembangan
secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang
dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang
baru (Reni Akbar Hawadi : 2001). Helden (1977) dan Richards (1971)
berpendapat moral adalah suatu kepekaan dalam pikiran, perasaan, dan tindakan
dibandingkan dengan tindakan-tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan
terhadap prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Pengertian perkembangan moral telah
kita ketahui arti dari kedua suku katanya yaitu perkembangan dan moral. Maka
selanjutnya kita mulai memahami arti dari gabungan dua kata tersebut
“Perkembangan Moral” Santrock (1995) Perkembangan moral adalah perkembangan
yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Perkembangan moral
adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan
dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam
kelompok sosial.
Dalam
buku yang lain, Perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan
perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Perkembangan moral memiliki
dimensi intrapersonal, yang mengatur aktivitas seseorang ketika ia tidak
terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur
interaksi sosial dan penyelesaian konflik (Gibbs, 2003; Power, 2004; Walker
& Pitts, 1998) . Tahapan perkembangan moral Lawrence Kohlberg dibuat
setelah terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya akan reaksi
anak-anak terhadap dilema moral yang disebut tahapan-tahapan perkembangan moral
dari Kohlberg.
Saat kita berkonsentrasi kemudian ada gangguan seperti suara bising
ataupun suara yang mengganggu konsentrasi kita maka konsentrasi kita akan kacau
dan menjadi panik. Emosi terbagi menjadi dua yaitu emosi positif dan emosi
negatif.
Game flappy bird memancing emosi seseorang, membuat kesal karena
banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan game ini. Bagi yang belum mahir
memainkan game ini maka emosi yang keluar dari seseorang adalah emosi negatif
seperti kesal, lain halnya dengan seseorang yang sudah mahir memainkan game ini, merasa mudah,
mendapatkan skor tinggi, dan emosi yang keluar adalah emosi positif seperti
senang dan menikmati game ini. Game flappy
bird membutuhkan konsentrasi yang tinggi, menstabilkan si burung agar tidak
jatuh dan tidak menabrak pipa. Saat diberi gangguan berupa musik rock yang
keras, seseorang yang tidak menyukai musik rock ataupun tidak bisa
menyelesaikan game apabila diberi gangguan, maka konsentrasi dan stabilitas
emosinya akan terganggu, akibatnya ia merasa semakin kesal dan emosi. Lain
halnya dengan seseorang yang menyukai musik rock ataupun mahir bermain game ini
maka konsentrasi dan stabilitas emosinya tidak terganggu
Analisis Jurnal
Judul:
Pleasure To Play, Arousal To Stay: The Efeect of Player Emotions on Digital
Game Preferences and Playing Time
Ditulis
Oleh: Karolien Poels, Ph.D, Wouter van den Hoogen, Ph.D, Wijnand Ijsselsteijn,
Ph.D, dan Yvonne de Kort, Ph.D
Lidah
merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia yang mempunyai
peran penting dalam kehidupan dalam sistem penginderaan manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia akan merasakan berbagai macam rasa dalam indera
pengecapannya. Seperti rasa manis, pahit, asam asin dan lain sebagainya.
Indera pengecapan memiliki fungsi untuk merasakan
benda yang akan masuk ke tubuh melalui mulut. Hal ini berfungsi untuk memilah
benda apa yang boleh masuk ke tubuh kita dan mana yang tidak. Karena rasa dalam
suatu benda bisa jadi dibutuhkan oleh tubuh manusia atau justru berbahaya.
Seperti rasa manis yang dibutuhkan tubuh manusia karena rasa manis mengandung
bahan yang dibutuhkan tubuh.
Jurnal pendukung : Peningkatan Ambang Persepsi
dan Ambang Identifikasi Pengecapan Akibat Minuman Dingin Rasa Manis
Ditulis oleh : Vinna K. Sugiaman
Instansi : Program Studi Kedokteran
Gigi, Universitas Kristen Maranatha,
Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65
Bandung 40164 Indonesia
Website
: scholar.google.com
Abstrak
Suhu
minuman dapat mempengaruhi fungsi pengecapan, yaitu berkurangnya ketajaman mendeteksi
rasa manis. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel sejumlah
50 naracoba yang berusia antara 18-25
tahun dengan jenis kelamin pria dan wanita. Bahan yang digunakan adalah larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,0006 M sampai 0,06 M.
Sistem
olfaction (penciuman) dan sistem gustatory (pengecapan) disebut sebagai sensasi kimiawi karena
berfungsi untuk memonitor substansi-substansi kimiawi dari lingkungan diluar
tubuh.
Sistem
olfactory merespons subtansi kimiawi
yang ada diluar lingkungan dengan cara menghirup nafas melalui reseptor –
reseptor nasal, sedangkan sistem gustatory
merespons subtansi kimiawi yag terdapat dalam larutan yang berada dirongga
mulut.
Saat
makan, organ penciuman dan organ pengecapan saling berhubungan secara selaras
dalam bereaksi. Molekul – molekul makanan akan menstimulasi reseptor penciuman
dan pengecap yang akan menghasilkan kesan sensasi terintegrasi yang disebut
dengan rasa / flavor. Sehingga, bila seseorang mengalami hambatan dalam
organ penciumannya, maka akan mengalami
kesulitan untuk membedakan dua rasa yang berbeda, seperti rasa apel dan kentang
dan tidak bisa merasakan lezatnya
makanan.
Sebagaimana
telah diketahui bahwa persepsi ialah proses peng-integrasian dalam diri
individu terhadap stimulus yang diterima. Perbedaan persepsi pada individu
tergantung pada motivasi, kebutuhan, titik fokus dan tergantung pada pengalaman
informasi yang diterima oleh individu.Stimulus yang diterima oleh indera
(V-K-O-G) dan diartikan menurut pengalaman masing-masing setiap individu. Salah
satu dari indera reseptor yang akan dibahas dalam makalah ini ialah Gustatori
atau indera pengecapan.
Persepsi pengecapan
atau rasa didapatkan dari indera pengecap yaitu lidah.Pengecap atau gustasi
adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung
dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada kemampuan
mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Pada manusia dan banyak hewan vertebrata lain, indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap rasa. Sensasi
pengecapan klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit.
Belakangan, ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan kategori lain, terutama
rasa gurih (umami) dan asam lemak.Sel reseptor pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitelium faring dan epiglotis.