Review Jurnal
Peningkatan
populasi muslim secara tajam terus berkembang selama beberapa dekade terakhir,
walaupun tidak setinggi agama dan kelompok lain, ketertarikan pada muslim dan
islam secara signifikan telah meningkat sejak insiden 11 september silam di
Amerika. Dengan peningkatan ketertarikan pada muslim ini, sangat penting untuk
memperkenalkan sudut pandang islam dalam ilmu psikologi . banyak muslim yang
pemikirannya dipengaruhi oleh al-qur’an dan hadits dan jugapemikiran
cendekiawan awal muslim. Yang membuat pemikiran muslim unik adalah bahawa
mereka didasari oleh filsafat islam dan konsep ketuhanan. Jurnal ini akan
menjelaskan masa cendekiawan muslim yang penting setelah kepergian nabi
Muhammad SAW (632 M), yaitu dimulai kontribusi pemikiran muslim selama 400 tahun
setelah kepergian nambi Muhammad SAW.
Dalam karya cendekiawan muslim, istilah nafs (jiwa)
digunakan untuk melambangkan kepribadian/fitrah alami manusia. Nafs meliputi
qalb (hati), ruh (arwah), dan aql (akal) dan irada (kehendak). Dalam sejarah
latar belakang pemikiran muslim, dapat dilihat bahwa itu semua didasari dari
filsafat, yang menyelidiki semua bidang penyelidikan manusia (baik illahi atau
manusia). Para muslim tertarik pada bidang filsafat adalah untuk memahami dan
mengajak orang untuk berfikir mengenai keberadaan dan sifat-sifat Allah dan
hadits Nabi dengan menggunakan pendekatan filsafat. Upaya ini disebut kalam
yang mengarah pada dua aliran utama, yaitu rasionalis, dan tradisionalis/ortodoks.
Perbedaan filsafat muslim dan filsafat islam adalah,
bahwa pemikiran filsafat muslim sangat dipengaruhi oleh pemikiran yunani,
seperti fase pertama dengan isu-isu teologis, lalu fase kedua menyebabkan
perkembangan mistisisme, dan fase ketiga yang ditandai dengan filosofi yang
tepat. Sedangkan filsafat islam lebih sempit dengan pendekatan dan ide-ide yang
mengacu pada al-qur’an dan hadits. Ilmu-ilmu islam mulai mengalami
penurunan pada abad ke 14 karena adanya
penutupan ijtihad (interpretasi bebas) yang menyebabkan pembekuan pengetahuan.
Pendukung teori ini mengatakan bahwa apapun yang umat islam seharusnya ketahui
hanya pada saat wahyu diturunkan kepada nabi. Kaum tradisionalis percaya bahwa
pengetahuan baru akan mengarah pada inovasi dan praktik ini dianggap haram di
agama islam. namun ada hadits yang membedakan inovasi yang baik dan yang buruk,
ulama islam telah menjelaskan bahwa inovasi dalam bidang ilmu diperbolehkan
sedangkan inovasi dalam hal agama lah yang
haram.
Faktor yang menyebabkan menurunnya ilmu
dan peradaban islam adalah karena budaya barat yang diadopsi tanpa adanya
saringan sehingga mengakibatkan pemuda muslim kehilangan kepercayaan dan budaya
mereka sendiri. Cendekiawan muslim, Faruqi (1982) juga menyalahkan sistem
pendidikan sekuler dan kurangnya visi menyebabkan kritisnya intelektual di
kalangan umat islam
Jurnal ini menggambarkan bagaimana kontribusi ilmuan
dan cendekiawan muslim untuk ilmu Psikologi sampai pada abad ke-10. Cendekiawan
muslim terdahulu menulis secara ekstensif di bidang Psikologi manusia, meskipun
istilah ”Psychology” tidak ada pada
waktu itu dan upaya tersebut sebagian besar merupakan hasil dari penelitian dan
pemikiran-pemikiran serta karya dari tulisan para filsuf dan tulisan filosofis.
Analisis Pola
Pola yang digunakan pada jurnal “Psychology from Islamic Perspective
Contributions of Early Muslim Scholars and Challenges” adalah pola
Idealistik. Karena 16 cendekiawan muslim yang dibahas di jurnal ini pada
dasarnya menggunakan pendekatan islam seperti yang disebutkan salah satunya
adalah Nafs dan menggunakan metode
deduktif dari ayat-ayat dan sunnah namun tetap berlandaskan pada rasionalitas. Walaupun
ada yang dipengaruhi oleh filsuf-filsuf Yunani, tapi masih belum bisa
dimasukkan pada pola pragmatis karena kurang memenuhi syarat keseluruhan yang
ada dalam pola pragmatis, tidak ada justifikasi dari al-nash dan tidak juga memberikan pandangan yang membandingkan
keduanya, yaitu antara psikologi islam dan psikologi barat. Walaupun jurnal ini
ada yang mencerminkan pola pragmatis, jurnal tersebut juga tidak menunjukkan
adanya 6 pola bentuk dari pragmatis yaitu: Similarisasi, Paralelisasi, Komplementasi,
Komparasi, Induktifikasi, dan Verifikasi. Tidak ada juga dibahas mengenai
ahli-ahli psikologi barat yang sebagaimana dijelaskan pada pragmatis, karena
psikologi barat belum lahir pada masa cendekiawan muslim muncul. Maka semakin
kuatlah pola Idealistik pada jurnal ini.
n/b: tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Islam dan Psikologi dibawah bimbingan Prof. Abdul Mujib, MA (Dekan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
credited by: Liya, Noffa, Hendra, Eva, dan Desita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar