Dalam
kehidupan didunia ini setiap orang ingin merasakan kedamaian dan kebahagiaan.
Mereka berlomba-lomba untuk mencapai kebahagiaan itu meskipun tidak semua dapat
dipenuhi. Ada banyak rintangan yang menyebabkan keinginan itu sulit terjadi,
sehingga mereka akan merasakan kegelisahan, kecemasan dan ketidakpuasan karena
kegagalannya. Dalam buku Prof. Zakiah Drajat, dijabarkan bahwa keadaan yang
tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi
tergantung kepada cara orang menghadapi suatu persoalannya. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa ketenangan hidup dan ketentraman jiwa bukanlah
didapatkan dari hal materislistik semata, namun lebih tergantung kepada cara
dan sikap dalam menghadapi setiap persoalan tersebut.
Dalam
menghadapi situasi yang seperti itu dibutuhkan penyesuaian diri yang baik, akan
tetapi apabila orang tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik
maka jelaslah bahwa ia sedang terganggu
kesehatan mentalnya. Kesehatan mental dalam kehidupan manusia merupakan masalah
yang amat penting karena menyangkut soal kualitas dan kebahagian manusia. Tanpa
kesehatan yang baik orang tidak akan mungkin mendapatkan kebahagian dan
kualitas sumber daya manusia yang tinggi.
Menurut Musthafa
Fahmi yang dikutip dari buku Nuansa-nuansa Psikologi Islami, ia mendefinisikan
kesehatan mental dalam dua pola. Yaitu : Pola negatif
(salabiy), bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala
neurosis (al-amradh al-ashabiyah) dan psikosis (al-amradh
al-dzihaniyah). Kedua, pola positif (ijabiy), bahwa kesehatan
mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian diri sendiri dan terhadap
lingkungan sosialnya.
Ibnu Rusyd mengartikan kesehatan jiwa itu dengan takwa. Dalam
pengertian ini orang yang sangat sehat jiwanya adalah orang yang memiliki
keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan jiwanya. Takwa sebagai konsep kesehatan
jiwa dalam islam bagi Ibnu Rasyd dapat dimaklumi dan dipahami, karena makna
takwa itu luas dan tinggi.
Tegasnya Ibnu Rusyd mengatakan takwa adalah kesehatan jiwa dan
hawa nafsu adalah unsure jiwa yang membuat kehidupan jiwa terganggu dan sakit.
Kesehatan jiwa dalam arti takwa itu berasal dari Allah SWT.
Adapun al-Ghazali mengistilahkan kesehatan jiwa itu dengan
tazkiyat al nafs yang artinya identik dengan iman dan takwa sebagai yang telah
dijelaskan. Ia mengartikan tazkiyat al nafs itu dengan ilmu penyakit jiwa dan
sebab musababnya, serta ilmu tentang pembinaan dan pengembangan hidup kejiwaan
manusia, suatu pengertian yang identik dengan kesehatan jiwa. Pengertian
tersebut tidak terbatas pada konsepnya pada gangguan dan penyakit kejiwaan
serta perawatan dan pengobatannya, tetapi juga meliputi pembinaan dan
pengembangan jiwa manusia setinggi mungkin menuju kesehatan dan kesempurnaannya
sesuai dengan arti kata tazkiyat itu sendiri.
Sebagai
makhluk multi potensial manusia memiliki potensi yang amat banyak yang
dikaruniakan Allah SWT kepadanya yang dalam islam terkandung dalam asma
ulhusna. Salah satunya adalah agama. Agama adalah jalan utama menuju kesehatan
mental, karena dalam agama ada kebutuhan-kebutuhan jiwa manusia, kekuatan untuk
mengendalikan manusia dla memenuhi kebutuhaan, serta sampai kepada kekuatan
untuk menafikan pemenuhan kebutuhan manusia tanpa membawa dampak psikologis
yang negative.
Sedangkan menurut Hanna Djumhana
Bastaman, menjelaskan lebih luas mengenai pola pengembangan potensi yang dimiliki
manusia yaitu berkaitan dengan kualitas insane seperti kreativitas,
produktivitas, kecerdasan dan tanggung jawab. Kesehatan mental berarti
kemampuan individu untuk memfungsikan potensi manusiawinya secara maksimal,
sehingga ia memperoleh manfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Zakiah Daradjat secara lengkap
mendefinisikan kesehatan mental dengan ”terwujudnya keserasian yang
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri
antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan
dan ketakwaan”.
Istilah Kesehatan Mental diambil dari
konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti
Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyche yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat
diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau
kesehatan mental. Kesehatan
mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik
berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial).
Mental yang sehat tidak akan mudah
terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental
sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya
sendiri dan lingkungannya. Ciri-ciri
orang yang memilki kesehatan mental adalah Memilki kemampuan diri untuk
bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya.
1. TANDA-TANDA KESEHATAN MENTAL DALAM ISLAM
Memasuki
abad 19 konsep kesehatan mental mulai berkembang dengan pesatnya namun apabila
ditinjau lebih mendalam teori-teori yang berkembang tentang kesehatan mental
masih bersifat sekuler, pusat perhatian dan kajian dari kesehatan mental
tersebut adalah kehidupan di dunia, pribadi yang sehat dalam menghadapi masalah
dan menjalani kehidupan hanya berorientasi pada konsep sekarang ini dan disini,
tanpa memikirkan adanya hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang.
Jauh berbeda
dengan konsep kesehatan berlandaskan agama yang memiliki konsep jangka panjang
dan tidak hanya berorientasi pada masa kini sekarang serta disini, agama dapat
memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap
kesehatan. Orang yang
sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia
juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia
akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
Fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT ialah
manusia diciptakan mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada
manusia tidak beragama tauhid, maka tidak wajar, mereka tidak beragama tauhid
itu hanya karena pengaruh lingkungan, seperti yang ada dalam (QS Ar Ruum 30:30)
Artinya:”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui fitrah Allah”, maksudnya ciptaan Allah. manusia
diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada
manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak
beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
Agama tampaknya memang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Pengingkaran manusia terhadap agama mungkin karena
faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan
masing-masing. Namun untuk menutupi atau meniadakan sama sekali dorongan dan
rasa keagamaan kelihatannya sulit dilakukan, hal ini Karena manusia ternyata
memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk tunduk kepada Zat yang
gaib, ketundukan ini merupakan bagian dari faktor intern manusia dalam
psikologi kepribadian dinamakan pribadi (Self) ataupun hati nurani (conscience
of man)
Ciri-ciri
kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori, yaitu:
1) Memiliki sikap
batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
2) Aktualisasi diri.
3) Mampu mengadakan
integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada.
4) Mampu berotonom
terhadap diri sendiri (Mandiri).
5) Memiliki persepsi
yang obyektif terhadap realitas yang ada.
6) Mampu
menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).
Dari konsep insan kamil dapat kita
tarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mental diantaranya mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1.
motif utama setiap tindakannya adalah beribadah kepada Allah.
2.
senantiasa berdzikir (mengingat Allah) dalam menghadapi segala permasalahan.
3.
beramal dengan ilmu.
4.
Ketika seseorang mampu menghindarkan diri dari gangguan mental dan penyakit.
5.
Ketika seseorang mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat, alam, dan Tuhannya.
6.
Ketika seseorang mampu mengendalikan diri terhadap semua problema dan keadaan
hidup sehari-hari.
7.
Ketika dalam diri seeorang terwujud keserasian, dan keharmonisan antara
fungsi-fungsi kejiwaan.
2. Pengaruh
Kesehatan mental terhadap kesehatan jasmaniah
Salah
satu kondisi kesehatan mental pada individu ialah adanya kemampuan untuk
memelihara atau menjaga diri. Artinya, kesehatan mental seseorang ditandai
dengan kemampuan untuk memilah-milah dan mempertimbangkan perbuatan yang akan
dilakukannya. Perbuatan yang hina dapat menyebabkan psikopatologis, sedangkan
perbuatan yang baik menyebabkan pemeliharaan kesehatan.
Kalau
dulu orang mengatakan bahwa mental yang sehat terletak dalam badan yang sehat,
maka sekarang terbukti pula sebaliknya, yaitu kesehatan mental menentukan
kesehatan badan. Akhir-akhir ini banyak terdapat penyakit yang dinamakan
psychosomatic, yaitu penyakit pada badan yang disebabkan oleh mental.
Penyakit-penyakit lain yang banyak terdapat di era millenium ini adalah tekanan
darah tinggi, tekanan darah rendah stroke, penyakit jantung dan stres dan
sebagainya.
Ada faktor
penting lainnya yang mempengaruhi kesehatan mental yaitu faktor agama dan
spiritualitas. Menurut Prof. Dr. Muhammad Mahmud Abd Al-Qadir lebih jauh
membahas hubungan antara agama dan kesehatan mental melalui pendekatan teori
biokimia. Menurutnya, di dalam tubuh manusia terdapat sembilan jenis kelanjar
hormon yang memproduksi persenyawaan kimia yang mempunyai pengaruh biokimia
tertentu, disalurkan lewat pembuluh darah dan selanjutnya memberi pengaruh
kepada eksistensi dan berbagai kegiatan tubuh.
Lebih
jauh Muhammad Abd Al-Qadir berkesimpulan bahwa segala bentuk gejala emosi
seperti bahagia, rasa dendam, rasa marah, takut, berani, pengecut yang ada di
dalam diri manusia adalah akibat dari pengaruh persenyawaan kimia hormon
disamping persenyawaan lainnya. Penemuan Muhammad Abd A-Qadir seorang ulama dan
ahli biokimia setidaknya memberi bukti akan adanya hubungan antara keyakinan
agama dengan kesehatan jiwa (mental).
Barang kali
hubungan antara kejiwaan (mental) dan agama dalam kaitannya dengan hubungan
antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan mental terletak pada sikap
penyerahan diri sesorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap
pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap optimis pada diri seseorang
sehingga muncul perasaan positif seperti bahagia, puas, sukses dan lain
sebagainya.
Penyakit-penyakit
lain yang banyak mengganggu kehidupan masyarakat di jaman modern sekarang ini
disebabkan antara lain oleh tekanan perasaan yang terjadi karena ketidakmampuan
dalam mencapai apa yang diinginkan atau karena terlalu banyaknya persaingan
dalam hidupnya sehingga memicu stress yang berlebih. Dalam kehidupan banyak
sekali factor-faktor yang menyebabkan terhalangnya orang dalam mencapai hal
yang diinginkannya itu. Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda buat
sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat menerima tekanan perasaan itu
untuk sementara, sambil menunggu adanya kesempatan yang memungkinkannya
mencapai keinginan itu.
Psikologi Kesehatan juga mempelajari
aspek-aspek psikologis dari pencegahan dan perawatan sakit. Seorang psikologi
kesehatan misalnya, membantu mereka yang bekerja di lingkungan yang memiliki
tingkat stress yang tinggi untuk mengelola stress dengan efektif, sehingga
tekanan yang dialami di lingkungan kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka.
Seorang psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang
menderita suatu penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan
penyakit tersebut atau untuk mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang
merawatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar