Kenyataannya bahwa setiap orang memiliki
kemampuan kognitif yang berbeda-beda, keterampilan persepsi motorik dan
kepribadian. Perbedaan ini dapat di evaluasi dengan beberapa cara. Bahkan sejak
dulu, system ujian telah digunakan oleh bangsa china sebagai alat untuk
menentukan pejabat pemerintahan yang layak melaksanakan tugasnya. Tes yang dilakukan oleh kerajaan china ini
dilakukan setiap 3 tahun untuk mengetahui kecakapan mereka dalam musik,
memanah, berkuda, menulis, aritmatika dan lain sebagainya. Kesemua tes itu
mereka lakukan dengan lisan dan bagaimana mereka menunjukkannya secara praktek.
Kemudian terus berkembang dengan menambah keterampilan lain seperti dalam
bidang ritual upacara, hukum sipil dan militer. Selama abad ke-19 pemerintah
Inggris, Prancis, dan Jerman mengikuti contoh ujian ini.
Tumbuhnya
minat pada studi perbedaan individu selama paruh terakhir abad ke-19 terdorong
oleh tulisan naturalis Charles Darwin mengenai asal mula spesies dan bangkitnya
psikologi ilmiah. Para peneliti lain juga telah menyatakan bahwa gejala
psikologi dapat dideskripsikan dalam istilah kuantitatif dan rasional. Banyak
psikolog di Eropa dan Amerika memainkan peran penting pada tahap peloporan
pengukuran mental. Francis Galton J, keponakan Charles Darwin tertarik pada
investigasi genius dan pengukuran kemampuan manusia. Untuk tujuan itu, Galton
mengembangkan sejumlah tes dan prosedur lain untuk mengukur perbedaan individu
dalam kemampuan dan tempramen. Bagaimanapun juga tetaplah Alfred Binet sebagai
psikolog yang menyusun tes mental pertama dan member kontribusi signifikan
untuk memprediksi pencapaian skolastik. Dalam perkembangannya
tes psikologi mengalami peningkatan. Ini dicirikan oleh pengembangan tes-tes
melalui pendekatan-pendekatan yang baru. Selain juga revisi terhadap tes dan
penelitian lanjutan terhadap tes-tes yang sudah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar