Senin, 23 Mei 2011

Makna Ketika Sakit datang..

          Sakit memiliki berbagai pengertian, dalam kamus besar bahasa Indonesia sakit berarti berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu. Selain itu ada juga sakit yang menyerang jiwa, atau biasa kita sebut gangguan jiwa.
          Sebagai umat manusia kita harus mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah berupa kesehatan jasmani dan rohani. Karena dibalik kenikmatan itu Allah memberikan banyak sekali kemudahan dan kebahagiaan. Orang yang sakit dianjurkan untuk mengeluhkan sakitnya kepada Allah, karena Allah akan mendengarnya. Orang sakit juga diharuskan berobat dan berdoa untuk kesembuhannya. Rasulullah pernah bersabda "Perumpamaan orang muslim adalah tangkai padi yang terkadang tegak dan terkadang menunduk, sementara perumpamaan orang kafir adalah biji-bijian hanya kuat lalu akan jatuh" (H.R. Thabrani). 

Ini artinya sakit termasuk tanda-tanda orang muslim yang baik.
Rasulullah juga bersabda "Seorang mu'min yang sakit, ia tidak mendapatkan pahala dari sakitnya, namun diampuni dosa-dosanya" (H.R. Thabrani). Dalam hadist lain riwayat Anas Rasulullah bersabda "Seorang mu'min yang sakit lalu sembuh, maka ia laksana salju yang turun dari langit, karena bersihnya" (H.R. Bazaar). Dalam hadist lain dikatakan :"Ketika seorang hamba diberi sakit pada badannya, maka Allah berkata kepada malaikat "tulislah kebaikan-kebaikan yang biasa dilakukannya ketika sehat, kalau ia sembuh mandikanlah ia dan bersihkan. Kalau ia meninggal maka Allah mengampuninya" (H.R. Ahmad).
Makna sehat dan sakit selain tidak selalu terkait dengan kesehatan secara fisik, ternyata bagi masyarakat Jawa dan Bali juga dimaknai sebagai pencapaian kesejahteraan sosial dan kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Kesimpulan itu disampaikan Lidia Laksana Hidajat, saat mempertahankan desertasi berjudul “Pemaknaan Sehat-Sakit Ditinjau dari Tipe Motivasi Nilai dan Kecenderungan Kepribadian pada Masyarakat Jawa dan Bali”, pekan lalu, di Sekolah Pascasarjana UGM, sebagaimana dilansir siaran pers Humas UGM. “Makna sehat dan sakit tidak selalu terkait dengan kesehatan secara fisik, namun lebih dimaknai sebagai dapat bekerja, dapat beraktivitas, tercapainya produktivitas dan kreativitas, atau tercapainya aspek-aspek spiritual. Sehat dan sakit lebih dimaknai sebagai pencapaian kesejahteraan sosial dan kesempatan untuk mengenyam pendidikan, sehingga pendekatan pelayanan kesehatan yang berorientasi fisik dan biomedik sudah waktunya ditinjau ulang,” kata Lidia Laksana.

B. HADITS NABI
          Dalam hadits Nabi Muhammad SAW. menyebutkan bahwa seorang muslim harus tabah menghadapi cobaan atau ujian yang diberikan oleh Allah SWT. karena Allah tidak akan mencoba hambanya diluar batas kemampuan hamba-hambanya. Rasulullah telah menyatakan dalam haditsnya bahwa :

- مَايُصِيْبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَهَمٍّ وَلاَحَزَنٍ وَلاَاَ ذًى وَلاَغَمِّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا اِلاَّ كَفَّرَ اللّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَا هُ (متفق عليه)

            Artinya : “Tidak menimpa kepada seorang muslim dari kepayahan, dan tidak dari kesusahan, dan tidak dari kesedihan, dan tidak dari penyakit, dan tidak dari kegelisahan. Sehingga sebatang duri yang menancap di tubuhnya, kecuali Allah menghapus dengannya dari dosa-dosanya”. (H.R.Bukhari dan Muslim)

حديث عائشة رضي الله عنها زوج النبى صلى الله عليه وسلم قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما من مصيبة تصيب المسلم إلاكفر الله بها حتى الشوكة يشاكها (رواه البخارى)



B.1. Kepayahan
Dari hadits diatas dapat kita mengerti bahwa setiap muslim pasti akan diberi cobaan dalam kehidupannya seperti kepayahan, di dalam al-Qur’an juga telah disebutkan bahwa kepayahan itu akan menimpa umat manusia seperti yang terdapat dalam surat Lukman: 14حَمَلَتْهُ اُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ   yang artinya “Ibunya telah mengandungny adalam keadaan lemah yang bertambah-tambah”. Seorang Ibu itu mengandung dalam keadaan yang payah dan bertambah payah karena tumbuh besar bayi yang tengah dikandungnya. Meskipun dalam keadaan yang amat payah, seorang ibu akan mendapat pahala yang besar apabila ia tetap bertakwa kepada Allah dan tidak mengingkari kenikmatan yang telah diberikan Allah sebaliknya kenikmatan yang akan ia peroleh begitu besar apabila ia mensyukurinya, anak yang sholeh atau sholehah, mendapat banyak rizki, karena setiap anak itu akan membawa rizkinya masing-masing.

B.2. Kesedihan
Yang kedua apabila seorang muslim ditimpa kesedihan  ia tetap mengingat Allah. Beberapa bulan setelah penghapusan perjanjian antara Suku Aus dan Suku Khazraj, Rasulullah mengalami duka cita yang amat sangat mendalam karena dalam satu tahun itu beliau telah kehilangan dua orang yang sangat dicintainya. Pamannya Abu thalib yang selalu melindunginya dari serangan kafir Quraisy meninggal dunia serta kehilangan Khadijah istrinya tercinta yang selalu memberi rasa kepercayaan diri hingga beliau mampu menghadapi serangan kafir Quraisy dengan percaya diri. Karena kehilangan orang tercintanya, Rasulullah merasa sedih sehingga oleh Allah diberikan hadiah berupa kenaikan menuju Sidratul muntaha untuk melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj.

B.3. Penyakit
Yang ketiga seorang muslim diberi ujian dan cobaan berupa penyakit padahal sesungguhnya dengan datangnya penyakit akan menambah pahala. Seperti dalam sabda Rasulullah :
عن عطاء بن يسار, انّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : اذامرض العبد بعث الله تبارك وتعالى اليه ملكين فقال : انظراماذا يقول لعوّاده , فان هو اذا جاءوه حمدا الله واثنى عليه, رفعا ذلك الى الله عزّ وجلّ وهو اعلم فيقول : لعبدى عليّ ان توفيته ان ادخله الجنة, وان انا شفيته ان ابدل له لحما خيرا من لحمه, ودمًا خيرًا من دمه وان اكفر عنه سيِّئاته .
            Artinya : Bersumber dari Atha’ bin Yasar, sesungguhnya Rasulullah SAW. Pernah bersabda: “Apabila seorang hamba sedang sakit, Allah mengutus dua malaikat kepadanya dan berfirman kepada mereka : “Lihatlah apa yang dikatakannya kepada orang-orang yang menjenguknya”. Apabila ketika mereka datang dia bersyukur kepada Allah dan memuji-Nya, kedua malaikat tadi melaporkan hal itu kepada Allah –Dia Maha Tahu- kemudian Allah berfirman : “Aku mempunyai tanggungan untuk hamba-Ku jika aku mematikannya, yaitu akan aku masukkan ia ke surga; dan kalau aku menyembuhkannya, akan aku beri ganti daging yang lebih baik dari pada dagingnya sekarang, darah yang lebih baik dari pada darahnya dan aku hapus dosa-dosanya”
          Hadits yang lain juga menyatakan :
عن يحيى بن سعيد : انّ رجلاجاء ه الموت فى زمان رسول الله صلى الله عليه وسلم, فقال رجل : هنيئاله مات ولم يبتل بمرض, فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ويحك, وما يدريك لوانّ الله ابتلاه بمرض يكفر به عنه من سيئاته.
            Artinya : Dari Yahya bin Sa’id, bahwa pada masa Rasulullah SAW, pernah ada seorang lelaki mati, kemudian ada orang laki-laki berkata : “Dia sungguh bahagia, mati tanpa dicoba dengan sakit”. Maka Rasulullah SAW. Bersabda : “Celakalah kamu, Apakah kamu tahu seandainya Allah mencobanya dengan sakit, maka dia akan menghapus dosanya ?”

          Akan tetapi, ketika kita ditimpa sakit oleh Allah kita dianjurkan untuk memohon perlindungan kepada-Nya. Seperti dalam hadits Nabi SAW. yang berbunyi :
عن عثمان بن ابى العاص, انه انى رسول الله صلى الله عليه وسلم, قال عثمان : وبى وجع قد كاد يهلكنى, قال : فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : امسح بيمينك سبع مرّات, وقل : اَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا اَجِدُ, قال : ففعلت ذلك, فاذهب الله تبارك وتعالى ما كان بى, فلم ازل امُرُ بها اهلى وغيرهم.
          Hadits ini bersumber dari Utsman bin Abu Al’ash, bahwa ia pernah datang kepada rasulullah SAW. Utsman berkata : “Waktu itu saya sedang sakit yang hamper membuat saya mati. Kemudian Rasulullah bersabda : ”Usaplah yang terasa sakit dengan tangan kananmu tujuh kali dan bacalah : Aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Allah dari jeleknya sesuatu yang aku temui” Utsman berkata lagi: ”Maka saya kerjakan perintah itu dan Allah Maha Berkah lagi Maha Tinggi – menghilangkan rasa sakit yang ada pada saya ; dan saya selalu memerintahkan keluarga saya dan orang lain agar melakukan seperti itu.”
Hadits seperti disebutkan di atas, mengajarkan kepada kita semua untuk meminta pertolongan Allah ketika dalam keadaan sakit, karena hanya Allah yang bisa menyembuhkan penyakit. Akan tetapi bukan berarti kita tidak berobat lantaran telah meminta pertolongan Allah, karena bagaimanapun juga manusia harus berikhtiar atau berusaha untuk kesembuhannya. Hadits Nabi pernah menyebutkan :
عن زيد بن اسلم : انّ رجلا فى زمان رسول الله صلى الله عليه وسلم اصابه جرحٌ, فاحتقن الجرحم الدم, وانّ الرجل دعا رجلين من بنى انمار, فنظر اليه, فزعما ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لهما : ايكما اطبُّ, فقالى : اوفى الطب خير يارسول الله ؟ فزعم زيد الّ رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : انزل الدواء الَّذى انزل الادواء.
          Artinya : Bersumber dari Zaid bin Aslam, bahwa pada masa Rasulullah SAW. ada seorang lelaki terluka dan darahhnya tersenak (tidak dapat mengalir) kemudian dia memanggil dua orang laki-laki dari Bani Anmar. Kedua orang itu memandangnya dan menyangka bahwa Rasulullah bersabda kepada mereka : “Siapakah diantara kalian yang paling pandai mengobati ?” Mereka berkata :”Apakah di dalam pengobatan itu terdapat kebaikan ya Rasulullah ?”. Zaid menyangka bahwa Rasulullah bersabda :”Dzat yang menurunkan penyakit, juga menurunkan obat”.
          Selain itu masih terdapat banyak hadits tentang sabda Nabi yang menunjukkan Umatnya agar berusaha mengobati penyakitnya dengan obat-obatan. Seperti dalam hadits yang menyebutkan :
عن نافع : انّ عبدالله بن عمر اكتوى من اللقوة ورقي من العقرب.
          Bersumber dari Nafi’, bahwa Abdullah bin Umar pernah membakar dirinya dengan besi untuk mengobati perut mulutnya, dan pernah berjampi karena sengatan kalajengking.

B.4. Kegelisahan
          Umat Rasulullah SAW. pasti akan dilanda oleh yang namanya kegelisahan, dalam kamus Bahasa Indonesia gelisah bias berarti tidak tentram, selalu merasa khawatir dan dilanda kecemasan. Sesungguhnya cemas atau gelisah merupakan perbuatan syaithan yang hidupnya selalu mengganggu manusia. Seperti dalam ayat al-Qur’an : يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ.  الَّذِي Yang artinya, yang membisikkan (kejahatan) kepada manusia. Membisik-bisikan kejahatan adalah pekerjaan kesenangan syaithan yang kebiasaannya bersembunyi dan pergi setiap kali melihat sesuatu yang menghalanginya seperti dzikir kepada Allah SWT. para syaithan ini membisikkan kedalam dada manusia hal-hal yang menyesatkan dan membahayakan mereka.
Setiap orang siapa pun orangnya itu, baik mereka yang tingkat sosialnya tinggi, yang sosialnya sedang ataupun yang tingkat sosialnya rendah, seperti pejabat-pejabat, orang-orang kaya, para pegawai negeri, kuli-kuli bangunan, kuli-kuli pasar, tukang-tukang becak sampai pada pengemis-pengemis, mereka pasti mempunyai harapan-harapan dan cita-cita, sudah tentu sesuai dengan dengan kemampuan dan jangkauan pikiran mereka.
Dan karena cita-cita dan harapan-harapan itulah mereka berusaha untuk mencapainya dan setiap orang berhak untuk itu dengan demikkian tidak seorangpun dapat melarang dan menghalangi seseorang untuk mencapai cita-citanya. Dari usaha-usaha mereka untuk mencapai apa cita-cita dan apa harapan mereka,suatu saat mereka akan menunggu jawaban dari hasil jerih payah mereka, apakah cita-cita dan harapan-harapan mereka itu akan tercapai atau gagal dan mereka harus kecewa.
Kecemasan neurotis selalu berdasarkan kecemasan tentang kenyataan, dalam arti kata bahwa seseorang harus menghubungkan suatu tuntutan naluriah dengan bahaya dari luar sebelum ia belajar merasa takut terhadap naluri- nalurinya. Siapapun dapat gelisah hal tersebut terjadi karena mungkin disebabkan harapan-harapan mereka tak terpenuhi, karena menunggu sesuatu,seperti menunggu jawaban apakah harapannya tercapai.

C. TINJAUAN PSIKOLOGI

Di dalam psikologi sendiri terdapat asumsi psikopatologi yang berkaitan dengan sebab-sebab penyakit dan serta pengaruhnya terhadap tubuh manusia. Patologi adalah cabang ilmu pengobatan yang berkaitan dengan sebab-sebab penyakit dan prosesnya serta pengaruhnya terhadap struktur dan fungsi tubuh manusia. Semua dokter terlibat secara luas dengan ilmu patologi, tetapi patologi secara khusus mengkaji proses penyakit dengan pengujian terhadap jaringan-jaringan dan cairan-cairan tubuh yang ditemukan selama pembedahan atau autopsy.Patologi secara khusus mengkaji proses penyakit dengan pengujian terhadap jaringan-jaringan dan cairan-cairan tubuh yang ditemukan selama pembedahan atau autopsi. Psikopatologi atau sakit mental adalah sakit yang tampak dalam bentuk perilaku dan fungsi kejiwaan yang tidak stabil. Istilah Psikopatologi ini mengacu pada sebuah sindrom yang luas, yang meliputi ketidak normalan kondisi indera, kognisi dan emosi.
          Jika dilihat dalam kamus psikologi yang diterjemahkan oleh Kartono Kartini, psikopatologi berarti adalah cabang psikologi yang berkepentingan untuk menyelidiki penyakit atau gangguan mental dan gejala-gejala abnormal lainnya. Studi tentang psikopatologi paling tidak dapat bertolak dari tiga asumsi yang masing-masing memiliki implikasi yang berbeda-beda.
  1. pada dasarnya jiwa manusia itu dilahirkan dalam keadaan sakit, kecuali dalam kondisi tertentu ia dinyatakan sehat.
  2. Pada dasarnya jiwa manusia itu dilahirkan dalam keadaan netral (tidak sakit dan tidak sehat). Sakit dan sehatnya tergantung pada proses perkembangan kehidupannya.
  3. pada dasarnya jiwa manusia itu dilahirkan dalam keadaan sehat, kecuali dalam kondisi tertentu ia dinyatakan sehat.
         
Abraham Maslow (1908-1970) menyajikan pandangan psikologi humanistik yang mengakui individu sebagai makhluk yang pada dasarnya positif, sehat, unik, aktif, penuh potensi, bertujuan, dan baik. Dan segala kepedihan manusia berawal dari penolakan terhadap semua kebajikan yang dimilikinya tersebut. Akibat dominasi pola kehidupan modern yang materialistik dan egoistik, mengakibatkan situasi psikologis umat manusia semakin tidak menentu. Tatanan dan tradisi yang telah mengakar dan teruji validitasnya selama berabad-abad berubah begitu saja, meskipun apa yang baru didapat belum tentu mampu menjawab berbagai problem kesehariannya. Karenanya tidak mengherankan apabila akhir-akhir ini ditemukan berbagai perilaku yang aneh-aneh dan nyeleneh yang dianggap sebagai gejala patologis bagi kehidupan modern.


         








DAFTAR PUSTAKA

Mujib, M.Ag.,Abdul, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Gerald C. Davison & John M. Neale. Abnormal Psychology. New York: John Wiley & Sons, 1990. PSIKOPATOLOGI
Chaplin,J.P., Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono, judul asli, “Dictionary of Psychology” (Jakarta: Rajawali Pers, 1999)
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Malik, r.a, Al-Imam. Al-Muwaththa’, terj. KH. Adib Visir Musthofa dkk. Judul asli, “Muwaththa’ Al Imam Malik r.a.”  Semarang : CV. As-syifa’, 1992.
Suhaemi, BA. Masrap. Tarjamah Riadhus Shalihin, Surabaya: Mahkota, 1986.
Haekal,Ph.D, Muhammad Husain, Dr. Sejarah Hidup Muhammad, terj. Ali Audah, judul asli, “Hayaat Muhammad”. Cetakan ketigapuluh lima, desember 2007. Jakarta : Litera AntarNusa, 2007.
Zuhaili, Wahbah, Prof.Dr. dkk. Ensiklopedia Al-Qur’an, terj. Tim Kuwais, judul asli, ”Al-Mausu’atul Qur’aniyyatul Muyassarah” (Depok : Gema Insani, 2007)
Google.com,. 2009

Tidak ada komentar: