Laman
Home
About Me
Pearl
Kamis, 06 Mei 2010
Bangau-bangau Cinta
Mungkin aku telah terbiasa dlm kebisuan perpustakaan ini, menghirup debu-debu liar yg berterbangan di ruangan ini, bersentuhan dengan buku-buku klasik yg bercerita dg sampulnya betapa ia ingin disentuh dan dibaca.
Sekali lagi aku menorehkan sebait kata pada origami-origami dihadapanku, kemudian melipatnya menjadi bangau-bangau kecil. Biasanya esok pagi aku menghanyutkannya di sungai belakang sekolah yang mengalir.
Sungainya tidak terlalu dalam tetapi airnya deras, gemericik airnya menyejukkan suasana di pagi hari, batu-batuan kali menghiasi sungai itu layaknya pualam alam yang tercipta dengan indahnya oleh alam. Airnya yang jernih tak pernah letih menghidupi makhluk hidup dimuka bumi ini. Terkadang krn derasnya air dan banyaknya rintangan sering dipakai untuk arena arung jeram oleh anak laki-laki di desa ini, bahkan para turis local pernah berpetualang di sungai ini.
“Kamu gilaa ya, masa kertas basah gini dipungut?” Jodi bersungut-sungut melihat kelakuan temannya yang tak biasa.
“Kamu harus lihat isi kertas ini di, rangkaian kata-katanya sangaaat indah!” serunya tak perduli
“Gila kamu gus, gilaa!!” Hentak Jodi sambil memukul keras dataran air dengan tangannya, hingga airnya muncrat membasahi baju mereka.
“Nih aku bacakan isinya yaa,
‘
Kepada sungai aku pasrahkan nafasku, ku alirkan darahku hingga ke hulu, bebatuanmu menghiasi relung hatiku hingga penuh sesak tanpa aku memiliki ruang sedikitpun untuk yang lain
.’
Sungguh menyentuh” matanya kemudian terpajam menghayati setiap huruf yang tercetak di kertas basah itu.
“Iya gus, kamu nggak gila. Tapi SANGAT GILA!” Bentaknya ditelinga Bagus,
Sungguh tak habis pikir dirinya akan sahabatnya ini yang tergila-gila pada kertas basah yang dtemukannya itu. Bagaimana tidak, setiap pagi, sebelum berangkat sekolah, dia selalu menghampiri hulu sungai ini hanya untuk memungut kertas itu. Kemudian menjemurnya dan menyimpannya dalam lipatan buku-buku tebal milik ayahnya yang ia curi. Walaupun Jodi sendiri sangat yakin bahwa ayah Bagus tdk akn mngkn mncari satu bukunya yg tiba-tiba hilang. Krn bayangkan saja dirumahnya ia memiliki berderet-deret rak buku, tak ada sejengkalpun tempat tanpa buku-buku. Ya, baginya keluarga Bagus juga memiliki kadar kegilaan yang sama. Bagaimana mungkin kita bisa beraktifitas dg nyaman dalam rumah yang disetiap sudutnya ada tumpukan buku.
Tapi, aku tidak tahu bahwa saat itu juga, setiap aku menghanyutkan bangau-bangauku di sungai, telah ada tangan yang menyelamatkan bangau itu dari arus sungai yang deras sampai ke lautan.aku tidak tahu bahwa ada yang dengan sepenuh hati menyimpan bangau-bangauku.
25 April 2001
Yang aku tahu tugasku hanya belajar dan bermain, aku tak butuh bersosial, akupun tak butuh kasih-sayang. Namun aku tak kuasa ketika seti
tik rona menyentuh hatiku. Ah, aku malu menuliskannya!
28 April 2001
Ternyata aku butuh dia untuk menjadi penguatku, aku butuh dia untuk memberi oksigen dalam nafasku, setitik warna yang memberi pelangi dlm hidupku. Dia juga alunan suara yang menjadi music disetiap malamku yang sunyi.
Bertemu bagus adalah salah satu impian terbesarku di setiap pagi aku berangkat sekolah. Seandainya saja salah satu artis di televisi itu adalah kamu gus, aku akan sangat puas memandangimu setiap hari tanpa ada rasa malu untuk mengagumimu,tanpa ada rasa sungkan untuk menyerukan namamu disepanjang koridor kelas..
Meski aku sadar betapa jomplangnya aku dengan Bagus, Bagus Rahardian Kusuma. Dia bukan hanya seorang siswa disekolahku, sekaligus pemilik sekolah swasta terfavorit di kotaku ini. Ia pun menjadi yang terfavorit disekolahnya sendiri. Ayahnya pemilik sekolah ini, berhasil mencetak Bagus menjadi seorang yang tidak hanya
memiliki ketampanan, otaknyapun sejenius Albert Einstein.
Ah, betapa aku sangat ingin menegurnya. Tapi aku tak pernah berhasil melakukannya. Tubuhku akan menjadi kaku didepannya. Sungguh senyumnya melelehkan hatiku. Pandangan matanya memabukkanku sepanjang malam.
18 Maret 2001
Harusnya aku tahu kalau hanya bersamamulah aku bisa bernafas, aku bukanlah seniman yang berani merangkai kata-kata menjadi ramuan cinta, aku juga bukan musisi yang bisa menyusun not balok menjadi lagu cinta, aku ini hanyalah orang biasa yang mencoba memahami cinta lewat kehidupan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar