Selasa, 08 Februari 2011

Mengenal Anak Autis



Secara patologi, anak dengan autisme menunjukkan  adanya gangguan sirkulasi ke sistem saraf pusat yang subnormal (Di bawah Normal) secara terus-menerus sehingga menyebabkan hipoksia. Hipoksia adalah suatu kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian, bisa berakibat fatal sampai koma bahkan kematian.

Beberapa penelitian menunjukkan area yang mengalami hipoperfusi berkolerasi dengan bagian otak yang bertanggung jawab pada fungsi-fungsi yang abnormal pada autisme. Selain itu dideteksi adanya gangguan regulasi imun pada sistem saraf pusat dan perifer. Pada anak yang autis ditemukan abnormalitas sel T dan sel B secara sistemik. Hal ini meliputi  limfopenia sel T, lemahnya respon  terhadap mitogen dan kurangnya produksi sitokin. Autisme sendiri diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan perkembangan neuro yang menyebabkan interaksi sosial yang tidak normal, kemampuan komunikasi, pola kesukaan dan pola sikap. Autisme empat kali lebih banyak menyerang anak laki-laki dari pada anak perempuan.


Pada para penderita autisme juga ditemukan semacam keadaan  dengan ditemukan adanya autoantibody dan HLA haplotipe. Terapi deregulasi imun pada autisme diharapkan tidak hanya mengurangi gejala sistemik dan gejala pencernaan, tapi juga secara nyata mempengaruhi fungsi neurologis. Karakteristik penting sel induk mesenkimal adalah kemampuannya mengeluarkan faktor penghambat imun seperti IL-10 dan TGF_b dengan tetap mempertahankan kemampuan menyajikan antigen kepada sel T. Hal ini dipercaya dapat menghambat imunitas dengan cara yang spesifik antigen dan juga memungkinkan penggunaan sel ini dengan cara allogenik (Dari orang lain, bukan dari pasien itu sendiri) tanpa perlu takut adanya penolakan. Jadi, dengan sifat sel punca mesenkim yang dapat mensupresi imun yang spesifik antigen, proses autoimun dapat dihentikan. Terapi pada pasien autisme seperti ini sudah dilakukan di negara Cina. Beike Biotechnology, suatu perusahaan yang menyalurkan sel punca untuk 11 rumah sakit-rumah sakit tersebut sel punca sudah diberikan kepada penderita autisme. Menurut Dr. Sean Hu, pendiri Beike Biotechnology, autisme memang suatu indikasi pemberian sel punca yang masih jarang diteliti tapi mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat keberhasilan terapi autisme.


Gejala Autisme
          
            Biasanya anak Autis lahir dengan persalinan normal dan fisiknya tumbuh sehat. Akan tetapi Biasanya gejala dikenali setelah berumur 10-18 bulan. Idealnya gangguan neorologis itu diketahui sebelum mencapai usia balita. Seperti tidak merespons panggilan, mata yang tidak bersinar, hampir tidak pernah terjadi kontak mata, jarang tersenyum kepada orang di sekitarnya, sangat lamban menguasai bahasa sehari-hari, selalu bergerak-gerak, dan tak tahan akan kebisingan. Anak autis biasanya cenderung pendiam dan pemalu.

Autisme termasuk dalam ASD (Autisme Spectrum Disorder) yang paling sering dijumpai dengan ditandai adanya abnormalitas interaksi sosial, gangguan komunikasi verbal dan nonverbal dan perilaku yang obsesif dan repetitif. Gejala ini bisa berderajat ringan sampai berat. Tergantung pada genetic dan lingkungan. Saat ini terapi terbagi dalam pendekatan perilaku, nutrisi dan obat. Sesungguhnya keterlambatan komunikasi, attention deficit/hyperactivity disorder, pada balita adalah hal biasa. Namun sebaiknya para orangtua berupaya mendapatkan diagnosis dan terapi yang tepat bagi buah hati sejak usia dini. Setelah menjalani berbagai tes, seperti tes intelegensia dan tes fisik. Anak akan mengikuti berbagai terapi, terapi wicara, terapi motorik halus dll.

Tidak ada komentar: